Cara lain untuk menghindari bocor halus keuangan: dengan menyadari, apakah dorongan belanja atau mengeluarkan uang untuk suatu kebutuhan atawa emosional sesaat. “Terkadang, saat sedang dalam kondisi emosi yang kurang baik, itu bisa mendorong Anda jadi lebih konsumtif demi memuaskan atau melepas stres melalui terapi belanja,” ujar Budi.
Dengan lebih menyadari apa yang sebenarnya sedang terjadi terhadap kondisi emosional, maka Anda bisa berpikir logis bahwa keinginan atau dorongan belanja tersebut sifatnya hanya sementara.
Ini sebelum akhirnya membeli suatu barang yang akhirnya Anda sesali.
Sedang menurut Pandji, ada tiga langkah untuk mengatasi bocor halus keuangan.
Pertama, Anda harus punya rekening khusus. Ini terutama untuk Anda yang hobi mengoleksi barang tertentu.
Kedua, mulai mempertanyakan ketika membeli atau bertransaksi sesuatu, apakah itu keinginan atawa kebutuhan.
Tapi celakanya, kadang orang melakukan pembenaran sehingga keinginan jadi kebutuhan. “Karena kepikiran terus, keinginan akhirnya menjadi kebutuhan,” ujar Pandji.
Ketiga, membuat rekam jejak. Tujuannya: mendeteksi pengeluaran keuangan di luar kewajaran. Misalnya, nonton film di bioskop. Biasanya hanya dua kali sebulan jadi empat kali.
Kemudian, bisanya ke jalan-jalan ke tempat wisata cuma sebulan sekali menjadi dua kali. “Itu bujet sudah 30% dari gaji. Padahal, buat hobi, kan, maksimal 10%,” tegas Pandji.
Reporter Francisca Bertha Vistika