Laporan Wartawan Tribun Kaltim Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Pertimbangan utama PT Inalum meminang Kalimantan Utara sebagai daerah ekspansi produksi aluminium tak lain karena potensi energi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan.
Dalam pertemuan antara PT Inalum dengan jajaran Pemprov Kalimantan Utara di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Selasa (15/8/2017) sore, PT Inalum kembali menanyakan progres pembangunan PLTA berkapasitas 9.000 Mega Watt (MW).
"Industri aluminium membutuhkan energi listrik yang sangat besar. Yang ekonomis itu PLTA," kata Direktur Operasional dan Pengembang Bisnis PT Inalum Sahala Hasoloan Sijabat.
Komunikasi PT Inalum dengan investor PLTA yaitu PT Kayan Hidro Energy (KHE) sudah pernah dilakukan. Namun PT Inalum menginginkan ada tahapan progres yang lebih maju lagi.
"Sebetulnya di awal kami ingin berinvestasi PLTA juga di Kalimantan Utara. Namun ternyata sudah ada yang berminat. Sehingga kami putuskan untuk investasi pembangunan smelter alumina saja," ujarnya.
Berdasarkan pengalaman membangun PLTA di Asahan, Sumatera Utara untuk keperluan industri aluminium, PT Inalum menghabiskan waktu kurang lebih 6 tahun pasca ground breaking.
"Untuk realisasi pabrik aluminium hanya butuh 3 sampai 4 tahun," katanya.
PT Inalum kata Sahala Hasoloan Sijabat dalam waktu dekat ini akan melakukan pra feasibility study di rencana lokasi Kawasan Industri Tanah Kuning.