Soalnya di luar kota setelah Karawang Barat, jumlah lajur hanya ada dua. Berbeda dengan ruas tol di dalam kota yang memiliki empat lajur lebih.
Baca: Jonan Serahkan Urusan Freeport ke Dua Menteri Lain
"Kalau di sini (Cikarut) dibuat los, mungkin tidak akan terjadi kemacetan. Tapi yang di daerah itu justru bakal terjadi bottleneck (penyempitan)," kata Desi.
Desi mengatakan, volume kendaraan di ruas tol Jakarta-Cikampek memang cukup tinggi. Soalnya ada tujuh rute perjalanan dari Jakarta, Bekasi, Cipali, Cipularang dan sebagainya yang melewati gerbang Cikarut.
"Untuk mensukseskan rencana ini perlu kajian yang matang dengan BUMN terkait dan operator tol soal teknisnya," jelas Desi.
Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah kendaraan yang melintas mencapai 80.000 unit, sedangkan akhir pekan mencapai 100.000 unit.
Lalu untuk arus mudik dan balik lebaran bisa mencapai 120.000 unit kendaraan.
Karena tingginya lalu lintas di sana, pihak operator tol yaitu Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek dibantu Polri melakukan contra flow atau rekayasa lalu lintas dengan melawan arus kendaraan di arah sebaliknya.
Polisi terpaksa menggunakan diskresinya karena terjadi kemacetan sampai empat kilometer lebih di ruas tol setempat.
Tingginya arus lalu lintas tol di Jakarta-Cikampek ini dipicu karena berbagai faktor.
Selain Kabupaten Bekasi merupakan kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, ruas tol ini juga menjadi jalur perlintasan masyarakat yang hendak ke Bandung dan Cikopo, Purwakarta.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri