Laporan wartawan Tribunnews.com, Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah saat ini sedang membangun tol Jakarta–Cikampek (Japek) elevated atau tol jalan layang.
Namun, di saat bersamaan proyek Light Rapid Transit (LRT) dan Kereta Api Cepat Jakarta–Bandung juga belum diselesaikan.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Konstruksi dan Infrastruktur Erwin Aksa menjelaskan akibat pembangunan tiga proyek di waktu bersamaan telah menimbulkan sisi negatif yang besar.
Baca: Politikus NasDem Sebut Sanksi Menkes Terhadap RS Mitra Keluarga Kalideres Lukai Hati Rakyat
Kemacetan yang semakin parah menimbulkan kerugian waktu dan BBM.
"Kerugian Rp 15,6 triliun dalam masa pembangunan selama 24 bulan tersebut," ujar Erwin di menara Kadin, Jakarta, Rabu (13/9/2017).
Baca: OTT KPK Terkait Sejumlah Proyek, Bupati Batubara Diperiksa di Polda Sumut
Erwin memaparkan tingginya jumlah penduduk di Jabodetabek sudah berpengaruh pada sumber daya kota yang terbatas.
Ketidakseimbangan infrastruktur publik yang ada dengan jumlah penduduk menurut Erwin berdampak terhadap kurangnya pelayanan di sektor transportasi.
Baca: Jepang Investasi di Pesawat Tempur F35 Sedikitnya 359,6 Miliar Yen
"Pada akhirnya menyebabkan tingginya jumlah kendaraan pribadi yang tidak seimbang dengan ketersediaan ruas jalan, sehingga kemacetan lalu lintas pun semakin parah,” jelas Erwin.
Kadin mencatat, ada beberapa hal yang sulit dicari jalan keluar dalam mengatasi permasalahan transportasi di Jabodetabek, antara lain, pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi, rendahnya disiplin pengguna jalan.
Baca: Bos First Travel Diperiksa Bareskrim Bersama Dua Karyawannya
"Selain itu buruknya perencanaan dan penataan kota, kondisi sarana kendaraan umum yang buruk, keamanan dan kenyamanan di jalanan," kata Erwin.