TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan ada sejumlah faktor yang membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah, hingga di atas Rp 13.500 per dolar AS.
Menurut Agus, nilai tukar rupiah secara rata-rata dari Januari sampai 3 Oktober 2017 berada di level Rp 13.330 per dolar AS, namun kemarin rupiah melemah sampai Rp 13.542 per dolar AS.
"Mata uang yang melemah terhadap dolar AS, terutama terjadi karena Presiden Amerika sudah menyampaikan secara lebih jauh rencana reformasi pajak dan kelihatannya mendapatkan dukungan dari parlemennya," tutur Agus, Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Baca: Perusahaan Batubara Kini Juga Minta Insentif Pajak Seperti yang Akan Diterima Freeport
Selain penyataan Donald Trump yang akan memangkas pajak, kata Agus, rupiah juga terbebani dengan ungkapan petinggi The Fed yang akan menaikkan suku bunganya pada Desember 2017.
"Yang melemah bukan rupiah saja, karena negara-negara di dunia secara umum mengalami pelemahan mata uangnya terhadap dolar AS," ucapnya.
Meski rupiah saat ini tertekan sentimen eksternal, Agus berkeyakinan, pelemahan ini hanya bersifat sementara karena terbantu dengan fundamental ekonomi dalam negeri yang masih terjaga dan mengalami pertumbuhan.
Berdasarkan data Bloomberg sekitar pukul 1.04 WIB, rupiah menguat 77 poin atau 0,57 persen ke level Rp 13.465 dari posisi penutupan kemarin Rp 13.542 per dolar AS.