News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Antisipasi Musim Tanam, Pupuk Indonesia Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki musim tanam di bulan Oktober ini, PT Pupuk Indonesia (Persero) memprioritaskan kebutuhan dalam negeri untuk mengamankan stok di sektor tanaman pangan.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat mengatakan kendati permintaan ekspor urea Pupuk Indonesia cukup tinggi, pihaknya mengutamakan pemenuhan kebutuhan urea dalam negeri yang meningkat seiring dengan musim tanam dan musim penghujan di bulan Oktober, dalam kunjungan ke Gudang Lini III/ Kabupaten untuk mengecek gudang dan distribusi di Karawang Jawa Barat.

Secara nasional, penyaluran pupuk ke sektor tanaman pangan, khususnya pupuk bersubsidi dalam memasuki masa tanam ini cukup baik.

“Stok saat ini juga cukup aman. Hingga 2 Oktober 2017, secara nasional total stok di lini III & IV, atau di Gudang kabupaten dan kios sebesar total 1.189.455 ton. Jumlah ini tiga kali lipat lebih dari ketentuan stok, dan belum termasuk stok yang terdapat di Gudang pabrik dan provinsi”, jelas Aas, dalam keterangan tertulis, Rabu (4/10/2017).

Rincian stok nasional di Lini III & IV terdiri dari 566.795 ton urea, 310.875 ton NPK, 135.500 ton SP36, 112.927 ton ZA dan 63.358 ton Organik.

Jumlah ini cukup hingga 2 bulan ke depan. Sedangkan untuk penyaluran, sampai dengan akhir September Pupuk Indonesia telah menyalurkan urea bersubsidi sejumlah 2.652.877 ton, NPK 1.734.810 ton, SP-36 sebesar 592.089 ton, ZA sebesar 673.401 ton dan Organik sebesar 432.944 ton.

“Untuk wilayah Jawa Barat, Pupuk Indonesia menyiapkan stok pupuk empat kali lipat melebihi dari alokasi yang ditentukan oleh Pemerintah. stok pupuk ini dapat memenuhi kebutuhan petani untuk musim tanam.” Kata Aas.

Stok pupuk di gudang Lini III dan IV urea di Jawa Barat hingga 2 Oktober 2017, sebesar 91.485 ton, angka ini mencapai empat kali lipat dari ketentuan stok Pemerintah, yaitu 18.764 ton.

Sementara stok untuk jenis lainnya yaitu NPK sebesar 32.164 ton, SP-36 sebesar 24.785 ton, ZA sebesar 9.389 Ton dan Organik sebesar 10.069 ton.

Sedangkan untuk penyaluran di Jawa Barat, sampai dengan akhir September Pupuk Indonesia telah menyalurkan urea bersubsidi sejumlah 348.100 ton, NPK 213.044 ton, SP-36 sebesar 118.108 ton, ZA sebesar 47.322 ton dan Organik sebesar 25.266 ton.

Jawa Barat merupakan daerah atau propinsi lumbung padi nasional, dengan kebutuhan alokasi pupuk 581 ribu ton urea/tahun.

“Sebagai operator produsen pupuk di Indonesia, kami bertanggung jawab untuk pemantauan secara intensif dari stok hingga kebutuhan petani akan pupuk urea bersubsidi,” ujar Aas.

Menanggapi kemungkinan kelangkaan pupuk pada saat masa tanam, Aas mengatakan pihaknya telah mengantisipasi dengan meningkatkan sistem monitoring distribusi, menambah jumlah tenaga pemasaran di daerah-daerah, serta memperkuat armada transportasi baik darat maupun laut.

Di samping melipatgandakan ketersediaan pupuk.
Faktor lain yang menghambat penyaluran distribusi pupuk adalah terjadinya cuaca buruk.

"Untuk itu kami akan meningkatkan perencanaan logistik untuk mencegah terjadinya keterlambatan pengiriman pupuk ke daerah-daerah," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini