TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dinilai masih memiliki peluang untuk kembali menurunkan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate (7DRR) pada tahun ini.
Hal ini lantaran ekspektasi dari membaiknya pertumbuhan ekonomi di triwulan III 2017 dan tekanan pada nilai tukar rupiah yang mereda.
Chief Economist PT Bank Mandiri Persero Tbk Anton Gunawan mengatakan, dengan laju inflasi yang terkendali, BI masih memiliki ruang untuk memangkas lagi suku bunga acuannya setelah pada September 2017 lalu menurunkan suku bunga acuannya 25 bps.
"Pandangan dari ahli ekonomi luar menyebutkan sudahlah jangan diturunkan lagi karena bisa mempengaruhi kurs, tapi kami masih melihat ada ruang, dan itu akan sangat bergantung pada data triwulan III," kata Anton di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Dirinya yakin, pertumbuhan ekonomi kuartal III 2017 akan lebih baik dibandingkan kuartal II 2017 yang sebesar 5,01%.
Hal ini karena didorong dengan belanja pemerintah. “Kuartal III ini pasti di atas pertumbuhan ekonomi semester I, bahkan di atas rata-rata 5,1%,” ujarnya.
Baca: Kebakaran Landa Cinere Bellevue Mall Depok, Api Bisa Dipadamkan Menjelang Dinihari
Baca: Nikita Mirzani Akui Akun Twitter yang Mem-bully Panglima Miliknya Tapi Itu Bukan Cuitan Dia
Selain itu, kemungkinan BI untuk kembali menurunkan suku bunga tersebut juga didukung oleh volatilitas nilai tukar rupiah yang masih terjaga meskipun belakangan ini tertekan.
Dirinya yakin, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan berada di rentang Rp 13.400 di akhir tahun.
“Walau banyak tekanan sampai ke arah Rp 13.600 per dollar AS kemarin, tapi kami yakin bahwa berbalik lah ke Rp 13.400. Profit taking sementara wajar terjadi," katanya.
Reporter: Ghina Ghaliya Quddus