TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Saat ini Bank Muamalat tengah bangkit kembali setelah 25 tahun dikuasai oleh pemegang saham asing. Menurut Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Anggawira, momen ini merupakan pendorong majunya perbankan syariah di Indonesia.
“Muamalat ini milik kita, umat Islam di Indonesia. Masuknya PT Minna Padi Investama Sekuritas tbk sebagai investor jadi momentum yang mendorong Muamalat berkontribusi besar untuk kepentingan umat,” tutur Anggawira di Jakarta (8/10).
Anggawira menjelaskan, PT Minna Padi Investama Sekuritas, Tbk berhasil mengakuisisi saham PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Dalam perjanjian tersebut, Minna Padi bersama mitra konsorsiumnya menjadi pemegang saham dengan porsi sebesar 51 %.
“Ini sekaligus membantah pernyataan dibelinya Muamalat oleh Lippo Group. Malah tidak ada kaitannya sama sekali dengan Lippo Group, Mina Padi ini di support oleh Setiawan Ichlas, pengusaha muda muslim asal Palembang," tegas Anggawira.
Anggawira yang juga Calon Walikota Bekasi periode 2018-2023 menyatakan, Bank Muamalat akan tetap pada khitahnya yaitu sebagai sarana perjuangan umat Islam. Terutama dalam membangun perekonomian yang berlandaskan syariah, apalagi saat ini didukung oleh penguatan modal.
“Dengan bertambahnya modal, diharapkan Bank Muamalat dapat membuat terobosan-terobosan inovatif. Sebab di era persaingan seperti sekarang, Muamalat harus menjadi perbankan syariah yang mampu menghadirkan solusi bagi kebutuhan umat,” pungkas Anggawira.
Seperti yang telah diwartakan sebelumnya, diketahui Minna Padi yang menjadi pemegang saham terbesar ini akan menaikkan modal Bank Muamalat, yaitu dari sebelumnya berjumlah Rp 3,6 triliun, akan membengkak menjadi Rp 8,1 triliun. Hal tersebut juga mendorong naiknya kelas Bank Muamalat menjadi Bank kategori Buku III.