Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah tidak menyediakan pengisian atau top up uang elektronik di gardu tol.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna menyebutkan alasannya karena pengisian saldo di gardu tol dapat menyebabkan kemacetan.
Padahal gerakan non tunai bertujuan untuk mengurangi kepadatan di gerbang tol.
"Mestinya di tempat yang dia berhenti tidak boleh terjadi proses yang lama, kan itu proses yang ingin dilakukan. Makanya kita ingin ganti ke elektronik. Nah kalau di tempat yang sama kita pakai juga untuk top up ya lama lagi," ucap Herry saat dihubungi, Kamis (12/10/2017).
Herry pun mencontohkan misalnya dipintu masuk penumpang kereta ataupun transjakarta tempat pengisian saldonya tidak bersamaan dengan mesin untuk mengetap masuk.
Baca: Ngamuk di Jalan, Ditangkap, Ternyata Pemuda Bawa Sabu dan Ganja
"Makanya itu tidak didesign demikian nah untuk top up nya dimana ya mestinya sebelum masuk tol sama seperti di kereta kan top up kan di luar area masuk," tutur Herry.
Namun tidak menutup kemungkinan apabila ada ruas tol yang luas gardunya cukup mumpuni disediakan untuk pengisian uang elektronik.
Namun wacana tersebut masih didiskusikan agar tidak mengganggu arus lalu lintas di pintu tolm
"Jadi nanti kalau sudah seratus persen gardu tidka untuk top up. Tapi semisal ada beberapa tempat yang gardunya luas barang kali bisa kami sediakan diharapkan tidak menganggu arus lalu lintasnya," ucap Herry.