TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) segera merealisasikan proyek pembangunan pipa transmisi gas bumi Duri-Dumai di Provinsi Riau sepanjang 67 kilometer.
Sebagai komitmen ketepatan waktu penyaluran gas ke penguna di wilayah Dumai, rencananya proses peletakan batu pertama (groundbreaking) akan dimulai pada bulan depan.
"Awal November PGN memulai pengerjaan proyek pipa transmisi gas bumi dari Duri ke Dumai sepanjang 67 Km. Pembangunan proyek ini diperkirakan memakan waktu 12 bulan. Target kami 1 Oktober 2018 gas bumi sudah mengalir ke pelanggan PGN di Dumai," kata Direktur Komersial PGN, Danny Praditya, di Jakarta, Selasa (24/10/2017).
Menurut Danny, pembangunan pipa transmisi ini bisa segera dilaksanakan karena proses pembebasan lahan sudah hampir selesai. Apalagi, pembangunan ruas pipa Duri-Dumai ini akan menggunakan lahan jalur tol Pekanbaru-Dumai. "Kami bersinergi dengan PT Hutama Karya sebagai pihak yang membangun tol tersebut," kata Danny.
Danny mengatakan, selain itu urusan perizinan pun sudah tidak ada masalah. Menurut dia, PGN sudah mengantongi seluruh izin yang diperlukan. "Kami sudah pegang izin prinsip dari pemerintah wilayah dan izin lingkungan dan perizinan lainnya," ujarnya.
Proyek pembangunan pipa gas transmisi Duri-Dumai merupakan kerja sama BUMN antara PGN dengan PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Gas.
Kerja sama ini merujuk pada Keputusan Menteri ESDM Nomor 4975 K/12/MEM/2016. Pada Juni lalu, kedua BUMN ini telah menandatangani Head of Agreement (HoA).
Rencananya PGN dan Pertamina akan membangun pipa transmisi sepanjang 67 kilometer. Investasi yang bakal dikucurkan mencapai US$ 76 juta atau setara Rp 1,02 triliun (kurs Rp 13.500).
Dana pembangunan pipa bersumber dari kas internal masing-masing perusahaan. Sesuai porsi kepemilikan, PGN akan mendapat porsi 40 persen pada proyek tersebut, sementara Pertamina mendapat 60 persen.
Gas yang akan dialirkan ke pipa ini berasal dari Blok Corridor yang dikelola oleh ConocoPhilips di Sumatera Selatan. Selain itu, akan ada tambahan gas dari Blok Bentu yang dioperasikan oleh Energi Mega Persada (EMP).
Total pasokan gas yang akan mengalir ke jaringan pipa transmisi tersebut sekitar 200 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Gas tersebut akan dialirkan untuk memenuhi kebutuhan industri di Riau, kebutuhan pelabuhan, industri petrokimia, dan kebutuhan operasional kilang Dumai Pertamina.
"Pada prinsipnya di sisi PGN sudah siap, tinggal menunggu kesiapan dari mitra," tutup Danny.
Tidak hanya di Dumai, saat ini PGN juga sedang mengembangkan infrastruktur pipa transmisi gas bumi West Natuna Transmission System (WNTS) ke Pulau Pemping, Provinsi Kepulauan Riau. PGN juga mengembangkan pipa gas bumi di Muara Karang-Muara Bekasi sepanjang 42 km. PGN juga masih dalam proses membangun jaringan pipa distribusi gas bumi di Pasuruan, Mojokerto.
Saat ini, PGN telah membangun dan mengoperasikan infrastruktur pipa gas bumi sepanjang 7.270 km atau setara 80 persen pipa gas bumi hilir seluruh Indonesia. Meski terus membangun proyek infrastruktur jaringan gas bumi, PGN tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dari infrastruktur tersebut, PGN mengalirkan gas ke 1.652 pelanggan industri dan pembangkit listrik, 1.929 pelanggan komersial atau hotel, restoran, dan rumah makan, usaha kecil. PGN juga mengalirkan gas ke 204.000 pelanggan rumah tangga. Pelanggan PGN ini tersebar di 19 kota di 12 provinsi.