TRIBUNNEWS.COM, KOREA - L’Ambiance menembus pasar Korsel dengan merek sendiri. Sekali teken, 2 juta dolar di tangan. Ada yang minat lagi?
Furniture dan handicraft Indonesia, merupakan produk yang sudah dikenal cukup luas di pasar mancanegara. Produk ini merupakan handalan ekspor produk non-migas Indonesia dengan niIai ekspor per tahun mencapai kisaran US$ 2 milyar.
Kualitas produk yang dihasilkan pengrajin Indonesia bekualitas tingggi. Produk yang dihasilkan pengrajin tersebut umumnya atau sebagian besar diekspor ke luar negeri tidak mempunyai merek alias polos.
Biasanya pihak buyer atau pembelilah yang mengasih atau menempelkan merek pada produk tersebut sesuai dengan merek yang diinginkan oleh buyer. Jadi dalam hal ini pengrajin Indonesia yang menghasilkan produk berkualitas namun pihak buyer atau pembeli yang mendapat nama.
Tidak seperti perusahaan furniture sebagaimana yang disebutkan di atas, salah satu perusahaan furniture dan kerajinan Indonesia yang berkantor pusat di Salatiga, yang bernama CV.
L’Ambiance, menerobos pasar Korea dengan membawa merek sendiri. Perusahaan yang sudah beroperasi lebih dari 20 tahun ini mengembangkan merek sendiri yaitu “Moeblo”, produk dengan merek inilah yang dijual oleh CV. L’Ambiance kepada buyer Korea.
Edi Suwito pemilik CV. L’Ambiance menyatakan, dengan pengalaman yang dimiliki serta keahlian SDM saat ini, sangat berkeyakinan dengan menggunakan merek sendiri produknya bisa leading di pasar Korea.
Untuk menghasilkan desain produk yang sesuai dengan tren pasar saat ini, dan juga untuk mengakomodasi desain sesuai dengan permintaan pelanggan atau buyer, CV. L’Ambiance mempekerjakan 2 (dua) orang designer berpengalaman berasal dari Perancis.
Untuk menerobos pasar Korea dengan merek sendiri tersebut, pada 5 Desember 2017, L’Ambiance menandatangani kontrak pembelian dengan salah satu buyer dari Korea, yaitu Kumsung Furniture Co, LTD, di mana buyer sepakat untuk mengimpor produk CV. L’Ambiance paling tidak senilai US$ 2 juta pada tahun pertama dan secara bertahap meningkat sebesar US$ 1 juta per tahunnya.
Penandatanganan kontrak pembelian ini juga disaksikan oleh Bank Exim Indonesia dan Atase Perdagangan KBRI Seoul, Aksamil Khair. Untuk tahap awal produk yang akan diimpor oleh Kumsung Furniture Co, LTD adalah handicraft dan kedepannya disepakati untuk produk lainnya yaitu furniture.
Antara CV. L’Ambiance dan Kumsung Furniture CO, LTD, dalam hal pemasaran produk mempunyai kemiripan, kedua perusahaan selain menjual secara offline dan juga melakukan penjualan melalui online.
Kumsung Furniture CO, LTD, mempunyai 3 (tiga) showroom yang tersebar di Seoul. Dengan kecepatan internet yang tinggi dan jaringan internet yang hampir merata di seluruh Korea, trend penjualan secara online di Korea meningkat sangat pesat, sehingga diharapkan dengan kondisi ini, produk dari CV. L’Ambiance dapat cepat dikenal dan diterima oleh konsumen Korea.
Menurut Aksamil, pasar furniture Korea tercatat cukup besar. Setiap tahun Korea mengimpor produk furniture senilai lebih dari US$ 800 juta dari seluruh negara, dengan pemasok terbesar datang dari China (60,7%) dan Vietnam (14,0%). Sementara Indonesia hanya memasok sebesar 5% dengan nilai sekitar US$ 40 juta.
“Saya berharap, masuknya produk dari CV. L’Ambiance dapat diikuti oleh perusahaan Indonesia lainnya karena pangsa pasar produk Indonesia di Korea masih luas,” katanya Aksamil. KBRI Seoul