News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Indonesia Harus Bersatu Kejar Ketertinggalan di Sektor Kelapa

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Buah kelapa

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Indonesia perlu lebih berperanan aktif dalam dinamika perkelapaan global. Pendapat tersebut mengemuka di akhir konsultasi publik yang diadakan Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan di Yogya, akhir pekan lalu.

Direktur Kerjasama APEC dan Organisasi Internasional Deny W. Kurnia mengatakan bahwa Indonesia perlu mengambil peran lebih di lembaga internasional kelapa seperti Asian and Pacific Coconut Community (APCC) yang kebetulan berkantor di Jakarta sejak 1969.

Ia memastikan tahun 2019 ahli kelapa Indonesia harus menjadi direktur eksekutif darilembaga yang beranggotakan 18 negara penghasil kelapa ini.

Ardi M.Simpala dari Sahabat Kelapa Indonesia mengatakan bahwa APCC adalah lembagain ternasional yang sangat peting bagi negara penghasil kelapa, menjadi pusat pengetahuan serta jaringan perkelapaan internasional.

Ardi menyebutkan bahwa pengusaha terutama pemerintah daerah perlu lebih memanfaatkan APCC, investor internasional di negara manapun akan berinvestasi pasti akan ke APCC lebih dahulu.

Seperti diketahui industri minyak kelapa hancur sejak dihantam kampanye negatif terutama tahun 80an. Petani kelapa pernah berjaya dan minyak kelapa pada masa sebelumnya mendominasi pasokan minyak nabati global.

Bedanya adalah pada saat itu semua pemangku kepentingan tidak bersatu dan berbuat banyak untuk melawan kampanye negatif tersebut. Pertemuan yang juga di hadiri oleh beberapa guru besar dari UGM ini juga menyepakati perlunya didorong penelitian klinis terkait manfaat kesehatan minyak kelapa.

Dihubungi terpisah koordinator Koalisi Pemerintah Kabupaten Pemerhati Kelapa Prof. Dr. Nelson Pomalingo mengatakan bahwa kelapa adalah tanaman berjasa bagi sejarah perjalanan bangsa dan hampir seluruh bagian dari tanamannya telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari. ‘Ini adalah tanaman asli Indonesia dan mendorong pengembangannya berarti kita membangun ekonomi kerakyatan, 98,2% dari kebun kelapa di Indonesia dimiliki oleh rakyat’ papar Bupati Gorontalo ini.

Kebun Indonesia ketinggalan dari India, total nilai ekspor produk turunan kelapa nusantara 30 persen di bawah Filipina tapi pusat informasi dan perdagangannya ada di Indonesia.

"Apalagi memanfaatkan momentum APCC yang tidak lama lagi akan berubah menjadi International Coconut Community bermarkas di Jakarta, ini hal yang harus kita perjuangkan bersama," pungkas Nelson Pomalinggo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini