TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga Rp 6.167 yang mencapai rekornya pada penutupan hari ini, Asing masih mencatatkan net sell.
Secara year to date (ytd) saja, asing masing mencatatkan net sell hingga Rp 41,08 triliun.
Darmawan Halim, Head of Research Mirae Asset Sekuritas bilang, ada beberapa hal yang membuat asing keluar dari pasar Indonesia. Pertama, aksi profit taking setelah S&P menaikkan rating Indonesia. Hal ini terbukti dari masa dimulainya tren net sell setelah adanya kenaikan rating dari S&P.
"Yang kedua adalah karena pertumbuhan Indonesia yang tidak terlalu sesuai dengan ekspektasi," kata Darmawan, Selasa (19/12/2017).
Ia mengatakan, ekspektasi pertumbuhan adalah sebesar 5,3%, tapi kenyataannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 5,1%.
Darmawan berharap, di tahun 2018 yang akan datang, asing bisa mulai masuk ke Indonesia, apalagi jika melihat tren masuknya asing dalam siklus dua tahunan sejak tahun 2013 yang lalu.
Lagipula, dengan flatnya pasar di Amerika, pertumbuhan di emerging market akan lebih tinggi dengan kemungkinan profit taking dari pasar Amerika Serikat di tahun 2018 yang akan datang.
Baca: Cerita Tentang Juragan Sambal Bu Rudy yang Jatuh Cinta Pada Suzuki Carry
Baca: Perang Dagang Vs Le Minerale, KPPU: Produsen Aqua Terbukti Jalankan Persaingan Bisnis Tidak Sehat
Asing juga akan mempertimbangkan pendapatan dari perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia.
Menurut dia, investor asing akan memilih saham-saham dengan kapitalisasi pasar yang cukup besar dan likuiditas yang cukup baik. "Asing cenderung melihat pendapatan dibandingkan dengan laba perusahaan," kata Taye Shim, Economic Strategist Mirae Asset Sekuritas, Selasa (19/12/2017).
Terkait dengan masih naiknya IHSG meski asing terus mencatatkan penjualan, Taye bilang bahwa hal ini terjadi karena lokal bisa menahan keluarnya dana asing tersebut, sehingga IHSG masih bisa memiliki potensi kenaikan hingga akhir tahun yang akan datang.
Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri