TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG-Dalam rangka membangun kesadaran masyarakat mengenai isusustainability dan bagaimana peran dunia bisnis dalam mengatasinya, Unilever Indonesia menyelenggarakan acara Sustainability Day. Acara ini bertujuan, memasyarakatkan cara hidup dan cara berbisnis yang berkelanjutan.
Menampilkan figur-figur di dunia bisnis dan LSM yang terkenal dengan kepeduliannya terhadap isu ini sekaligus untuk memperingati hari jadi Yayasan Unilever Indonesia ke – 17.
Kelaparan, kemiskinan, kesehatan, perubahan iklim dan sampah yang mengotori lingkungan merupakan sederet isu sustainability yang dihadapi oleh dunia saat ini.
Di Indonesia, 7,2 juta anak di hidup di bawah garis kemiskinan dan 40 anak dari setiap 1,000 kelahiran meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun.
Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk. Hemant Bakshi dalam penjelasannya yang diterima tribunnews.com mengatakan, keberadaan bisnis tidak boleh malah membuat masalah menjadi semakin besar.
"Sebaliknya, seyogyanya dunis bisnis menjadi bagian dari solusi. Strategi dan aktifitas bisnis yang berbasis pada prinsip sustainability menjadi sangat penting dalam hal ini," ungkapnya.
Di Unilever, lanjutnya, sustainability sudah menjadi DNA sejak pertama kali didirikan pada abad ke-19.
"Sejak awal Unilever memiliki tujuan besar untuk memasyarakatkan kehidupan yang sustainable atau berkelanjutan melalui produk-produk dan program-programnya," ia memastikan.
Mari Elka Pangestu, President of United in Diversity Foundation and Leadership Council of UN SDSN Southeast Asia and Indonesia menjelaskan, tantangan dan permasalahan yang dihadapi di dunia bisa dijawab melalui program berbasissustainability.
Sustainable Development Goals (SDG / Global Goals) yang diusung PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan atau Global Goalsmenetapkan sebuah visi untuk mengakhiri kemiskinan, kelaparan, ketidaksetaraan dan perlindungan sumber daya alam pada tahun 2030.
Disinilah bisnis memiliki peran penting dalam membentuk dan memberikan solusi kreatif dariGlobal Goals, dan terus melakukannya dalam penyampaian tujuan sekaligus menciptakan kemajuan bagi masyarakat luas.
"Unilever percaya bahwa bisnis harus menjadi solusi permasalahan di dunia, oleh karena itu Unilever mengintegrasikan sustainability ke dalam seluruh aspek bisnis.Tahun 2010, Unilever meluncurkan Unilever Sustainable Living Plan, strategi untuk mengembangkan bisnis. Mengurangi setengah dampak lingkungan yang ditimbulkan dan meningkatkan dampak sosial bagi masyarakat," ujarnya.
Dijelaskan,USLP berfokus pada tiga pilar utama yaitu pilar kesehatan dan kesejahteraan (Health and Well-being); pilar lingkungan (Environment); serta pilar peningkatan penghidupan (Enhancing Livelihood).
Sedangkan tiga tujuan utamanya adalah meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan 1 milIar orang di seluruh dunia pada 2020. Mengurangi setengah dari dampak lingkungan yang dihasilkan dari operasi bisnisnya pada 2030 dan meningkatkan penghidupan jutaan orang pada 2020.
“Setiap tujuan tersebut diturunkan menjadi target-target spesifik yang terukur. Seluruh target USLP sangat sejalan dengan 17 tujuan global atau Global Goals yang diusung oleh PBB," Hemant Bakshi menambahkan.