TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus membangun rumah murah setiap tahunnya. Hal itu untuk mengatasi kekurangan kebutuhan rumah (backlog) yang mencapai 11,5 juta.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengimbau pemerintah untuk berhati-hati dalam membangun rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Pasalnya harga tanah di kawasan tersebut akan melonjak tajam.
"Kalau suatu kawasan ditetapkan untuk perumahan MBR harga tanahnya pasti naik," ujar Junaidi di Jakarta, Kamis (27/12/2017).
Baca: Bejat, Seorang Siswi SMP Diperkosa 5 Pemuda Usai Dicekoki Minuman Keras
Menurut Junaidi pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah juga berimbas kepada harga tanah di kawasan perumahan. Hal itu mengakibatkan mahalnya harga properti terutama di wilayah yang dilalui jembatan dan jalan tol.
"Mau dibangun jembatan saja harga gila-gilaan," kata Junaidi.
Junaidi menambahkan perkembangan sektor properti di 2018 akan terus tumbuh berkembang. Walaupun harga tanah mahal, tetapi pemerintah berkomitmen untuk terus membangun rumah bersubsidi.
"Tidak mungkin pasar properti bisa ditahan," papar Junaidi.