Laporan wartawan Tribunnews.com, Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) mengapresiasi kinerja pemerintah terkait pertumbuhan penerimaan pajak.
Kendati demikian CITA menilai angkanya belum bisa memenuhi kebutuhan APBN di 2018.
"Belum cukup kuat untuk menopang APBN 2018," ujar Pengamat pajak CITA Yustinus Prastowo, Rabu (3/1/2017).
Baca: Anggota Komisi III DPR Soroti Vonis Ringan Kasus Narkoba Mantan Pegawai Ditjen Pajak
Yustinus mengimbau pemerintah perlu percepatan reformasi pajak.
Tujuannya agar kapasitas institusi pemungut pajak meningkat, administrasi lebih baik, dan kepastian hukum meningkat.
"Revisi target pajak 2018 menjadi opsi yang dapat diambil agar APBN 2018 tetap kredibel dan realistis," kata Yustinus.
Baca: Said Aqil Singgung Ahok Dalam Muhasabah NU 2017
Yustinus menambahkan kenaikan target yang terlalu tinggi bisa menciptakan praktik pemungutan pajak yang tidak adil. Hal itu kata Yustinus berdampak kepada beban masyarakat ke depannya.
"Misalnya pembayaran pajak di muka atau kontribusi di akhir tahun yang memberatkan wajib pajak, terutama BUMN," kata Yustinus.
Baca: Demokrat Sebut Syaharie Jaang Sempat Didesak Tunjuk Kapolda Kaltim Sebagai Calon Wakil Gubernurnya
Untuk diketahui Menteri Keuangan Sri Mulyani telah menyampaikan realisasi penerimaan pajak sementara mencapai Rp 1.1147 triliun atau 89,4 persen dari target Rp 1.283 triliun.
Sedangkan realisasi penerimaan bea dan cukai sebesar Rp 192,3 triliun atau 101,7 persen dari target sebesar Rp 194,1 triliun.
Penerimaan perpajakan tumbuh 4,3 persen dibanding 2016.