TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendatang baru di sektor penyaluran bahan bakar minyak (BBM), PT Vivo Energy Indonesia, dipastikan belum mendapatkan izin untuk menyalurkan BBM jenis penugasan dan BBM tertentu, baik premium maupun solar.
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa, menuturkan pemerintah telah menetapkan PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk sebagai penyedia dan penyalur BBM penugasan.
“Vivo belum bisa melaksanakan penugasan BBM baik subsidi atau JBKP,” ungkap Fanshurullah saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Senin (8/1/2017).
Fanshurullah menjelaskan kalau ada badan usaha selain Pertamina dan AKR yang ingin menjadi penyalur BBM dapat mendaftarkan untuk periode 2018.
Namun untuk Pertamina dan AKR pun pemerintah telah menetapkan untuk periode tahun 2018 hingga 2022.
“Jadi kalau ada lembaga di luar dua tadi yang ingin melakukan pendistribusian BBM untuk mengajukan di akhir 2018. Kalau memenuhi, kami akan putuskan untuk mendapatkan penugasan,” ungkap Fanshurullah.
Mengenai jenis BBM yang dijual Vivo dengan harga murah, Fanshurullah menyebut, hal tersebut bukan jenis BBM penugasan tetapi mereka mengusung harga keekonomian.
“Vivo itu bukan menjual BBM jenis penugasan maupun BBM tertentu. Yang mereka jual itu termasuk jenis BBM umum atau (JBU). Jadi itu keekonomian walaupun dia buat Ron 89,” ujar Fanshurullah.
Vivo memasarkan harga Revvo 89 atau setara premium hanya sebesar Rp. 6.300 per liter, kemudian Revvo 90 (setara pertalite) sebesar Rp 7.500, dan Revvo 92 (setara dengan pertamax) Rp 8.250 per liter.