Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang berlangsung di 171 wilayah pada tahun ini, dinilai menjadi salah satu motor penggerak konsumsi masyarakat dan akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Head of Intermediary PT Schroders Investment Management Indonesia, Teddy Oetoma mengatakan, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen dalam APBN 2018 cukup realistis dan dapat tercapai, asal pertumbuhan konsumsi masyarakat dapat terjaga baik.
Menurutnya, momen pemilihan kepala daerah pada tingkat provinsi diharapkan dapat mendongkrak daya beli, apalagi dari 17 provinsi yang melaksanakan Pilkada, ada tiga provinsi besar yang populasinya 30 persen sampai 40 persen dari total penduduk Indonesia.
"Belum lagi sekitar 100 lebih daerah juga akan melaksanakan pemilihan kepala daerah, ini lebih besar dari Pilkada serentak 2017 lalu, ada tiga provinsi besar juga seperti Jabar, Jateng, dan Jatim, jadi ini diharapkan dapat mendorong daya beli masyarakat pada tahun ini," ujar Teddy, Jakarta, Rabu (10/1/2018).
Teddy melihat, sentimen positif lain yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi berasal dari kinerja ekspor-impor dan likuiditas perbankan di Tanah Air yang masih dalam posisi cukup baik.
"Tekanan ekonomi dalam negeri tahun depan, akan lebih disebabkan faktor eksternal seperti risiko geopolitik," ucap Teddy.
Baca: Hubungan Veronica dengan Sosok Good Friend Dijelaskan di Dokumen Gugatan Cerai Ahok
Baca: Alamak! Paspor Sudah Distempel, Tinggal Naik Pesawat, Mantan Pengacara Setnov Dicekal Imigrasi
Lebih lanjut Teddy mengatakan, momentum perekonomian dalam negeri yang membaik dari tahun sebelumnya, perlu dijadikan peluang masyarakat untuk berinvestasi.
"Namun perlu diingat, dalam berinvestasi harus memperhatikan bentuk investasi dan profil risiko dari masing-masing," tutur Teddy.
Pilkada serentak 2018 akan dilaksanakan di 171 daerah, yang meliputi 17 tingkat provinsi, 39 tingkat kota, dan 115 tingkat kabupaten.