Laporan Reporter Kontan.co.id, Sinar Putri S.Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memburuknya sajian data ekonomi Amerika Serikat (AS) memberi sentimen positif bagi pergerakan mata uang poundsterling.
Meski masih dibayangi kekhawatiran proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dan memburuknya ekonomi Inggirs tetapi pound tetap berada di atas angin.
Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (12/1/2018), pasangan GBP/USD ditutup menguat 1,40% ke level 1,3728.
Putu Agus Pransuamitra, analis PT Monex Investindo Futures mengatakan penguatan pound terjadi karena mengekor penguatan euro.
Euro berhasil melambung setelah tercapainya kesepakatan untuk membentuk koalisi pemerintahan dan pernyataan hawkish dari European Central Bank (ECB).
“Selain itu Inggris juga ditopang oleh ekspektasi tingginya inflasi,” ujarnya, Minggu (14/1/2018).
Padahal sampai saat ini pound masih tertekan proses negosiasi Brexit dan rilis defisit perdagangan Inggris yang melebar menjadi 2,804 miliar poundsterling.
Di bulan November defisitnya hanya mencapai 2,270 miliar poundsterling saja. Bahkan itu merupakan defisit perdagangan terbesar sejak Juni.
Baca: APL: Bisnis Properti Tahun 2018 Lebih Bergairah
Baca: Prediksi BI: Inflasi Bulan Januari 0,6 Persen
Sedangkan AS sendiri cukup berada di bawah tekanan pasca dirilisnya data ekonomi yang mengecewakan. Indeks harga produsen masih mengalami deflasi, indeks harga konsumen atau inflasi masih rendah dan penjualan retail juga semakin melambat.
Departemen Perdagangan AS merilis pertumbuhan penjualan eceran di bulan Desember 2017 hanya naik 0,4%. Padahal penjualan eceran di bulan November berhasil tumbuh 0,9%.
Sementara itu inflasi bulan Desember 2017 hasilnya dicapai lebih rendah dari sebelumnya.Inflasi secara keseluruhan justru melemah dari 0,4% ke level 0,1%.
harganya di atas MA 50, 100, dan 200. MACD naik di level 0,006, RSI naik di level 82,24. dan Stockhastic naik 71,90
Secara teknikal semua indikator menunjukkan sinyal penguatan.
Harga saat ini berada diatas garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. Indikator moving average converge divergence (MACD) berada di area positif level 0,006. Indikator relative strength index (RSI) naik ke level 82,24 dan stochastic di level 71,90