TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menunjuk langsung Perum Bulog untuk menyerap gabah dan beras petani pada panen raya tahun ini.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan Bulog dibebaskan membeli beras dan gabah dari petani. Sehingga, Bulog tidak perlu khawatir jika membeli beras melebihi patokan Harga Eceran Tetap (HET) sebesar Rp 9.400, karena aturan tersebut sudah tertuang di Inpres no.5 tahun 2015 yaitu tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah.
"Terkait harganya (beras dan gabah, red) pemerintah memberikan fleksibilitas kepada Bulog," ujar Darmin di kantor Kemenko bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (15/1/2018).
Darmin memaparkan Bulog mulai membeli hasil produksi petani pada Februari mendatang. Sehingga cadangan beras untuk konsumsi masyarakat bisa cepat terpenuhi.
"Bulog ditugaskan mempersiapkan diri untuk menyerap gabah atau beras petani pada panen raya, menjelang pertengahan Februari," jelas Darmin.
Mantan Gubernur Bank Indonesia ini tidak ingin Bulog gagal memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, karena itu pemerintah tidak memberi batasan Bulog terkait harga dan kualitas beras serta gabah.
"Jangan sampai Bulog enggak bisa beli gabah dan beras petani karena harganya masih lebih tinggi dibanding (HET) pembelian pemerintah dari Bulog," kata Darmin.
Sebelumnya, Pemerintah kabinet kerja telah memutuskan untuk membuka keran impor beras 500 ribu ton. Hal ini dilakukan untuk menekan harga beras yang melonjak tinggi di pasar tradisional.