News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Produsen Lampu Juara Bidik Pangsa Pasar 5 Persen

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Country Director Renesola Noor Miftah Bakry (kedua kiri) didampingi Head of Product Innovation Riza Ardiana (kiri) menjelaskan tentang keunggulan lampu LED Juara saat peluncuran brand Renesola LED Juara di Hotel Raffles, Jakarta, Minggu (11/2) siang. Lampu Renesola LED Juara yang akan segera beredar ini memiliki kelebihan tahan terhadap perubahan naik turunya tegangan listrik 80 watt hingga 500 watt, dan lampu tersebut mampu bertahan hingga 15.000 jam. Lampu yang tahan pecah ini dijual dengan harga yang sangat terjangkau mulai dari harga Rp10.000 per unit.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produsen lampu PT Renesola Clean Energy memperkenalkan brand baru lampu Light Emitting Diode (LED) Juara untuk pasar Indonesia.

Tidak tanggung-tanggung, Renesola berani menargetkan LED Juara bisa meraih 5 persen pangsa pasar di Tanah Air pada akhir tahun ini.

“Kami optimistis LED Juara bisa diterima pasar di Indonesia karena banyak keunggulannya. Apalagi kami sematkan nama dan identitas lokal dengan motif batik parang di kemasan, sehingga cita rasa lokal lebih kentara,” ujar Country Director Renesola Noor Miftah Bakry, didampingi oleh Riza Ardiana sebagai Head of Product Innovation, saat jumpa pers peluncuran brand LED Juara di Hotel Raffles, Jakarta, Minggu (11/2) siang.

Miftah menjelaskan, Renesola sudah mulai beroperasi di Indonesia sejak 2015 lampau. Namun, baru tahun ini mulai gencar ekspansi bisnis dengan strategi baru dan brand baru yakni LED Juara.

Menurut dia, pihaknya sengaja memilih nama Juara sebagai semangat dan komitmen untuk memberikan lampu dengan spesifikasi terbaik kepada konsumen dengan harga paling terjangkau dan jaminan garansi panjang.

Riza memaparkan, kelebihan LED Juara adalah lampu itu juara dalam menghadapi fluktuasi tegangan yang naik turun. Lampu LED Juara tetap terang walau dalam kondisi tegangan rendah sampai 80 volt. Lampu ini juga memiliki ketahanan menghadapi kejutan listrik sampai rentang 500 volt.
“Kondisi kelistrikan di Indonesia memiliki kecenderungan voltase naik-turun. Makanya konsumen menginginkan lampu yang memiliki ketahanan terhadap fluktuasi tegangan, karena musuh utama lampu adalah fluktuasi tegangan,” tutur dia.

Keunggulan lainnya, kata Riza, LED Juara memiliki umur 15.000 jam dengan garansi tiga tahun. Lampu ini tetap terang walaupun telah dinyalakan bertahun-tahun. “Konsumen sekarang ini ingin lampu yang tidak hanya sekadar terang, tetapi mampu memberikan kenyamanan dan mendukung aktivitas di dalam ruang.

Ditambahkan, konsumen juga menginginkan lampu yang tidak hanya tahan lama, tetapi mampu memberikan garansi yang panjang dan tetap terang sepanjang waktu. Saat ini, lanjut dia, banyak lampu yang usianya bisa panjang, masih hidup, tetapi sudah tidak terang lagi.

Konsumen juga tentunya menginginkan harga yang terjangkau dengan kualitas terbaik. Keinginan konsumen dipenuhi LED Juara. Dengan kualitas dan spesifikasi setara dengan pemimpin pasar, dan memiliki garansi panjang, harga LED Juara hanya dibanderol sekitar Rp 10.000.

Miftah melanjutkan, saat ini konsumen mulai aware dengan spesifikasi produk lampu. Sebelumnya, saat membeli lampu, konsumen tidak terlalu banyak pertimbangan.

“Dengan banyaknya merek di pasar, konsumen sudah mulai biasa membandingkan spesifikasi dari berbagai merek. Kini tidak terpaku pada merek-merek tertentu saja. Ini tentu menjadi peluang bagi produsen lampu untuk berlomba-lomba memberikan spesifikasi terbaik kepada konsumen,” papar dia.

Ia mengakui, bisnis lampu di Tanah Air cenderung stagnan dan minim inovasi. Inovasi yang selama ini ramai dipublikasikan kebanyakan adalah inovasi yang kurang relevan secara bisnis, bahkan ada beberapa inovasi yang hanya relevan dan bisa dilakukan di luar Indonesia. Sehingga inovasi-inovasi tersebut tidak memberikan kontribusi kepada perkembangan industri perlampuan tanah air.

Jika kita tarik mundur mulai tahun 2000 sampai sekarang, di industri perlampuan, inovasi yang tergolong besar dan revolusioner hanya ada dua yaitu perpindahan dari lampu pijar ke Lampu Hemat Energi (LHE) dan munculnya lampu LED. Saat ini, pasaran produk lampu hanya dikuasai dua varian yakni LHE dan LED, sehingga diperlukan terobosan yang inovatif untuk menggairahkan industri perlampuan tanah air.

Berdasarkan catatan, tahun lalu permintaan produk lampu mencapai 465 juta unit. Sebanyak 300 juta unit merupakan permintaan untuk LHE dan sisanya sebanyak 80 juta unit merupakan permintaan domestik untuk lampu LED. Sebanyak 80 persen dari permintaan kedua jenis produk itu masih dipenuhi produk impor.

“Renesola berkomitmen memberikan warna berbeda dalam dunia perlampuan di Indonesia, menggunakan pendekatan yang berbeda dengan kompetitor lain,” tutur Miftah.

Ditambahkan, Renesola Indonesia menggunakan produk sebagai kekuatan utama dengan kualitas terbaik dan harga terjangkau, lingkar inovasi yang cepat dan selalu menggunakan corak Indonesia sebagai identitasnya.

“Ini merek global dengan cita rasa lokal yang berusaha untuk menjadi lampunya orang Indonesia,” tambah dia.

Renesola merupakan merek global yang sudah ada di lebih dari 20 negara di dunia. Perusahaan ini sudah tercatat di bursa saham New York (kode SOL) dan sudah beroperasi di Indonesia sejak 2015.

Ia menjelaskan, pengalaman menjadi pemain besar industri lampu global diyakini akan bisa menambah kekuatan di Indonesia. Pada kuartal pertama 2018, Renesola akan semakin memperkuat pasar dengan memenuhi line up produk yang selama ini masih kosong baik di lini LHE dan LED. Di kuartal selanjutnya, Renesola akan melengkapi lini produk untuk lampu kebutuhan khusus.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo), John Manoppo, mengatakan, pasar lampu LED di Indonesia masih terbuka, apalagi konsumsi listriknya 50 persen lebih kecil dari LHE. Contohnya, jika konsumsi listrik LHE sebanyak 20 watt maka LED hanya butuh 10 watt saja.

Selain itu, lampu LED ini juga dinilai lebih aman dan ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan merkuri yang berbahaya. Karena itu, tuturnya, tidak salah jika para pelaku industri perlampuan di Tanah Air membidik segmen lampu LED ini. Apalagi, usia pemamakian lampu ini jauh lebih panjang dibanding lampu jenis lain. Ia memprediksi ke depan lampu LED ini akan mendominasi kebutuhan lampu di Tanah Air dengan persentase sekitar 70 persen.

Sementara itu, Arif Riyanto, salah seorang konsumen mengaku beralih ke lampu LED karena tingkat konsumsi listrik yang lebih hemat, namun tingkat pencahayaannya lebih terang. Selain itu, paparnya, waktu pemakaiannya juga lebih panjang.

“Buat apa membayar lebih mahal kalau ada yang lebih murah dengan kualitas yang lebih bagus. Sebagai konsumen kita juga harus selalu mengikuti perkembangan pasar, sehingga kita bisa mendapatkan produk yang berkualitas dengan harga yang lebih murah,” paparnya.

Data menunjukkan, pangsa pasar lampu LED nasional ini masih tergolong kecil yakni masih di bawah 10 persen dari kebutuhan lampu nasional yakni 490 juta unit. Komposisi terbesar dikuasai LHE dengan 350 juta unit, disusul lampu neon panjang sebanyak 75 juta unit, dan lampu pijar sebanyak 25 juta unit. Sedangkan, lampu LED sebesar 40 juta unit.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini