Laporan wartawan Tribun Kaltim Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Untuk memenuhi kebutuhan daya listrik daerah sebesar 11.970 Mega Watt (MW), Kalimantan Utara sudah memproyeksikan produksi energi listriknya.
Proyeksi tersebut dituangkan dalam dokumen Rencana Umum Energi Daerah (RUED). Kepala Bidang Kelistrikan Dinas ESDM Kalimantan Utara Yosua Batara Payangan menjelaskan, dokumen RUED bakal difinalkan sampai bulan Maret ini kemudian disodor ke DPRD untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah.
Dalam RUED sudah dimasukkan potensi sungai yang bisa dikonversi menjadi energi listrik super besar. Terkhusus pula sungai yang akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) oleh investor.
Potensi Sungai Kayan di Bulungan akan dikonversi menjadi energi listrik melalui pembangunan PLTA berkapasitas 9.000 MW oleh investor PT Kayan Hidro Energi. Lalu PLTA Sembakung di Sungai Sembakung Kabupaten Nunukan oleh PT Hannergy akan dibangun PLTA berkapasitas 250 MW.
PT Kayan Hidro Energi juga akan menggarap PLTA di Sungai Mentarang Kabupaten Malinau berkapasitas 7.600 MW, dan Hyundai (Korea Selatan) berkapasitas 300 MW. Sarawak Energy Berhad (Malaysia) juga akan membangun PLTA Sungai Malinau berkapasitas 1.000 MW.
"Itu merupakan investasi PLTA yang sudah ada Feasibility Study dan teken MoU dengan Pemprov," katanya saat disua Tribun, Rabu (21/2/2018).
Potensi listrik yang akan dikembangkan investor dari sungai-sungai tersebut mencapai 18.100 MW.
Sumber energi baru terbarukan lainnya yang akan dikonversi menjadi listrik ialah potensi panas bumi di Sajau (Bulungan) 10 Mega Watt Electrical (MWE), Nunukan 5 MWE, Semolon (Malinau) 10 MWE, dan Mengkausar 10 MWE.
"Potensi panas bumi ini ada tetapi tidak terlalu besar. Dan biayanya sangat tinggi. Potensi angin juga ada, tetapi kita belum memiliki kajian itu," kata Yosua.
Sebelumnya, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldy Dalimi kepada Tribun (30/1/2018) menegaskan, Kalimantan Utara harus menuntaskan penyusunan RUED dengan tenggat waktu bulan Juni 2018. Dijelaskannya, RUED semua provinsi di Indonesia seharusnya bisa tuntas tahun 2017 yang lalu jika setiap provinsi serius menggarapnya.
"Ini amanat undang-undang. Seharusnya tahun lalu itu selesai. Setahun setelah RUEN (Rencana Umum Energi Nasional), RUED juga harus selesai," katanya saat disua di Kantor Gubernur Kalimantan Utara.
RUED merupakan rencana umum energi daerah yang akan dilaksanakan di daerah untuk mencapai target-target nasional. Salah satu target nasional ialah 23 persen bauran energi nasional berasal dari energi baru terbarukan (EBT) seperti panas bumi, angin, air, matahari, biofuel, dan lainnya.
Potensi-potensi yang bisa dikonversi menjadi energi listrik tersebut sudah banyak diterapkan di negara maju. Dan keunggulan utamanya ialah ramah lingkungan dan dapat diperbaharui.
Rinaldy mengatakan, pada tahun 2050 Indonesia sudah harus menerapkan 100.
"Itu bukan waktu yang lama, sudah di depan mata. Jadi kalau tidak direncanakan sekarang kita akan ketinggalan," sebutnya. (Wil)