TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meresmikan toko ritel virtual 3D perdana di Indonesia, yaitu Alfamind yang dikembangkan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
Dengan adanya toko ritel ini, Enggar mengharapkan bisa mendongkrak penjualan produk-produk usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia.
Enggar menjelaskan, pasalnya saat ini, pelaku UKM masih kesulitan dalam memasarkan produk-produknya. Namun dia menyadari, keberadaan e-commerce merupakan suatu keniscayaan yang terus bertumbuh dengan cepat di tanah air. Dengan demikian, secara tidak langsung keberadaan toko virtual itu bisa memberikan kesempatan bagi pelaku usaha UKM menjangkau pasar yang lebih luas.
“E-commerce suatu keniscayaan dan bertumbuh dengan cepat, diharapkan (toko virtual) ini bisa mendorong mereka untuk menjual produknya,” kata Enggar di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Presiden Direktur Alfamart Hans Prawira mengaku, sejak pertama kali diluncurkan, saat ini sudah ada 3.000 store owner yang sudah bergabung di jaringan toko ritel virtual ini yang tersebar secara nasional. Hans menjelaskan, Alfamind merupakan hasil pengembangan bisnis ritel dari toko fisik yang saat ini sudah ada.
“Kami juga mendorong pelaku usaha kecil menengah untuk memasarkan produknya lebih luas,” ungkap Hans.
Produk Lebih Variatif
Virtual Store General Manager Viendra Primadia menjelaskan, produk-produk yang dijual di Alfamind lebih bervariatif dan spesifik. Misalnya, jika di toko ritel fisik belum menjual kebutuhan lifestyle maka di toko virtual tersebut tersedia, bahkan lebih lengkap.
“Produk yang dijual spesifik, tidak pasaran, lebih ke produk lifestyle dan homeliving,” terang Viendra.
Saat ini untuk nilai transaksinya, kata Viendra memang terbulang masih kecil, tapi basket sizenya yang besar. Dia mengilustrasikan, kalau di virtual satu orang berbelanja bisa Rp 120 ribu, sementara kalau di ritel kan besarnya bisa 32 ribu.
“Jadi memang orang belanja di Alfamind sekali-sekali, karena orang gak setiap hari beli baju, secara value belum besar,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, di toko virtual tersebut, setiap store owner yang bergabung juga akan mendapatkan margin dari hasil penjualan. Selain tidak memerlukan ruang untuk biaya sewa, bahkan infrastuktur teknologinya sudah disiapkan Alfamart.
“Jadi sekarang setiap orang bisa berjualan tanpa harus punya barangan dan mengelola stoknya, semuanya sudah disiapkan,” pungkasnya.