News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perang Dagang AS Vs Uni Eropa

Perang Dagang Memanas, Uni Eropa Membalas dengan Tarif Impor 25 Persen untuk Celana Jins Levi's

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Membalas aksi Donald Trump yang mengenakan pajak impor baja tinggi, Uni Eropa membalas dengan memberlakukan tarif impor 25 persen untuk celana jins Levi's dari AS

Laporan Reporter Kontan, Agung Jatmiko dan Avanty Nurdiana

TRIBUNNEWS.COM, BRUSSEL - Perang dagang antar negara telah dimulai. Ancaman Presiden Uni Eropa, Jean-Claude Juncker untuk membalas tindakan semena-mena Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas tarif impor baja dan aluminum menjadi kenyataan.

Uni Eropa mempertimbangkan menerapkan tarif impor tinggi yakni sebesar 25% untuk produk celana jeans Levis dan minuman keras dari AS.

Rabu (7/3/2018) kemarin, para pemangku kebijakan Uni Eropa, termasuk Juncker bertemu untuk mengevaluasi tiga cara yang bisa dilakukan untuk membalas kebijakan Trump.

Mengutip Wall Street Journal, Uni Eropa mematangkan rencana pungutan senilai US$ 3,5 miliar untuk produk-produk pertanian AS, produk-produk baja dan industri AS lain, serta produk ikonik AS, seperti Harley Davidson dan Whiskey Bourbon.

Dari produk ini, akan dipilih produk mana yang bisa berefek besar bagi perekonomian AS, terutama produk-produk ikonik AS, yang kemungkinan besar akan dipilih dengan harapan mampu menimbulkan tekanan pada pemerintahan Trump di parlemen AS.

Baca: Tumblr Diblokir Kominfo, Menteri Rudiantara Mengaku Baru Tahu dan Baru Dengar

Baca: Tito Karnavian Tentang TNI dan Polisi yang Jaga di Natuna: Mancing Boleh, Pijat Bersama Jangan

Sebanyak 95% bourbon yang beredar di Eropa berasal dari negara bagian Kentucky, tempat asal Mitch McConnell, pemimpin mayoritas di senat AS dari Partai Republik.

Ketua parlemen AS Paul Ryan yang juga seorang Republikan berasal dari Wisconsin, markas Harley-Davidson.

Juncker seperti dikutip Wall Street Journal mengakui, rencana pembalasan merupakan hal yang bodoh. "Tapi kami harus melakukannya. Kami juga bisa melakukan hal bodoh," ujar dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini