News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perang Dagang AS Vs Uni Eropa

Rupanya Ini Alasan Utama di Balik Mundurnya Gary Cohn, Penasehat Ekonomi Utama Donald Trump

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penasihat ekonomi utama Presiden Donald Trump, Gary Cohn.

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON -  Penasihat ekonomi utama Gedung Putih Gary Cohn mengundurkan diri dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Mantan presiden Goldman Sachs dan advokat perdagangan bebas, Cohn, yang waktu efektif pengunduran dirinya akan diumumkan beberapa minggu lagi, memutuskan untuk berhenti setelah Trump mengumumkan akan mengenakan tarif untuk impor baja dan aluminium.

Dalam sebuah pernyataan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, Cohn mengatakan, "Merupakan kehormatan untuk melayani negara saya dan memberlakukan kebijakan ekonomi pro-pertumbuhan untuk menguntungkan rakyat Amerika, khususnya pemberlakuan reformasi pajak yang bersejarah."

"Saya berterima kasih kepada Presiden karena telah memberi saya kesempatan ini dan mendoakan presiden dan pemerintahannya akan sukses besar di masa datang," kata Cohn.

"Gary telah menjadi penasihat ekonomi utama saya dan melakukan pekerjaan yang hebat dalam mendorong agenda kami, membantu menyosialisasikan potongan pajak dan reformasi bersejarah dan membebaskan ekonomi Amerika sekali lagi," kata Donald Trump dalam pernyataannya.

"Dia merupakan seseorang dengan bakat yang langka, dan saya berterima kasih atas dedikasinya kepada rakyat Amerika," lanjutnya.

Kabar yang berkembang, Cohn bentrok dengan penasihat proteksionis Trump tentang masalah tarif.

Pada pertemuan dengan para eksekutif baja dan aluminium pada Kamis pekan lalu dimana Trump mengumumkan langkah tersebut, Cohn menyatakan ketidaksetujuannya. '

Menurut salah seorang yang hadir di ruangan tersebut, dia memperingatkan akan kenaikan harga untuk produk baja dan aluminium.

Seorang reporter Axios pada Kamis melaporkan melalui akun Twitter, Kamis lalu Trump membatalkan sebuah pertemuan yang diatur oleh Cohn untuknya dengan perusahaan yang menggunakan baja dan aluminium dalam produk mereka, yang dilakukan sebagai upaya untuk mencegah presiden memberlakukan tarif.

Meski demikian, sejumlah pejabat Gedung Putih sebelumnya mengatakan, pengunduran diri Cohn tidak hanya disebabkan karena keputusan presiden terkait tarif baja dan aluminium.

Baca: Megawati Akan Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari Kampus IPDN, Alasannya Ini

Baca: Tumblr Diblokir Kominfo, Menteri Rudiantara Mengaku Baru Tahu dan Baru Dengar

Cohn juga menghadapi tekanan untuk mundur menyusul respons pembangkangannya terhadap aksi kekerasan pada sebuah demonstrasi nasionalis kulit putih pada Agustus.

Dalam wawancara dengan FT yang diterbitkan bulan itu, Cohn mengatakan dia menghadapi banyak tekanan untuk meninggalkan Gedung Putih serta tetap tinggal di dalamnya.

Menurut The New York Times, dia bahkan sudah merancang surat pengunduran diri.

Penasihat ekonomi tersebut mengatakan kepada FT, Gedung Putih "harus berbuat lebih baik" menyusul respon Trump terhadap kekerasan pada demonstrasi nasionalis kulit putih di Charlottesville, Virginia, yang dikritik secara luas.

Konferensi pers Presiden Trump yang dihelat di Trump Tower berubah menjadi kacau saat Trump menyamakan nasionalis kulit putih dengan para aksi demonstran yang berdemonstrasi menentang mereka juga bisa menjadi pemicu Cohn, yang adalah orang Yahudi, mengundurkan diri.

"Warga yang berdiri untuk kesetaraan dan kebebasan tidak akan pernah bisa disejajarkan dengan supremasi kulit putih, neo-Nazi, dan K.K.K. Saya yakin pemerintahan ini dapat dan harus berbuat lebih baik secara konsisten dan tegas mengutuk kelompok-kelompok ini dan melakukan semua yang kami bisa untuk menyembuhkan perpecahan mendalam yang ada di masyarakat kita," kata Cohn kepada FT.

Cohn adalah eksekutif nomor dua Goldman saat Trump menunjuknya sebagai penasihat ekonomi utama. Trump menawarkan posisi tersebut pada 9 Desember, meskipun membungkam firma tersebut selama kampanye 2016.

Cohn juga dipandang sebagai kandidat yang paling memungkinkan untuk posisi ketua Federal Reserve.

 
Barratut Taqiyyah Rafie/Sumber : CNBC 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini