Bahkan, ketenaran Jope tidak hanya di dalam negeri, tapi juga telah bergeser ke luar negeri seperti Singapura dan Maldives.
“Kami kuat di online, reseller kami berjumlah ratusan, sehingga kami bisa menyasar pangsa mancanegara," katanya.
Johanes tak melulu mengejar keuntungan.
Bikin payung tak asal laku dan murah, tapi juga bagaimana menciptakan produk yang durability (tahan lama dan tidak mudah rusak –red). Salah satu terobosan yang dilakukannya, misalnya, saat ini sedang ramai payung terbalik, jika yang lain masih manual, Johanes membuat yang otomatis.
“Payung terbalik buat mobil ini sedang banyak dicari. Kami selalu hadir dengan inovasi sekaligus menjadi pembeda dengan merek lain, dimana kami buat yang otomatis,” katanya.
Selain itu, bahan kain yang dipakainya adalah waterproof, sehingga lebih mudah kering.
Dari sisi rangka, ia memilih bahan yang anti karat.
Demikian pula dengan kualitas gagangnya, ia selalu menampilkan kesan berkualitas premium nan mewah.
Nah, bagaimana dengan harganya? Johanes menjawab, payung Jope buatannya dibanderol dari harga Rp40 ribu–Rp200 ribu.
Baca: Duh, Pacar Al Pergi Berlibur dengan Pria Lainnya di Malvides
Bahkan, ia boleh berbangga, sebab beberapa pabrikan payung dari Taiwan, China, dan Srilanka juga pernah datang kepadanya untuk mengajak kerjasama dalam produksi payung.
Umumnya, mereka mengenal aneka produk Jope Umbrella dari media online.
“Bagi saya, membuat produk yang lebih baik dari yang ada di pasaran dengan harga yang sama akan membuat konsumen puas dan memiliki pengalaman tersendiri, sehingga membentuk kesan mendalam dan tak terlupakan. Itulah sesungguhnya yang dinamakan dengan promosi. Ke depan, saya berharap agar Jope menjadi merek terdepan dalam industri payung di dalam negeri,” kata Johanes.