Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Modal (BKPM) Thomas Lembong menuturkan Indonesia menerima dampak negatif dari adanya perang dagang antara Cina dan Amerika.
Thomas Lembong menuturkan dampak yang terjadi adalah menurunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dapat menimbulkan penurunan investasi.
Baca: Jusuf Kalla Optimis Perang Dagang Amerika-China Tidak Akan Timbulkan Krisis Ekonomi Seperti 1998
"Yang jelas dengan perkembangan perang dagang ini bursa saham anjlok, pasar modal ambruk ya, dan itu bisa akibatkan sentimen investasi buruk," kata Lembong di Kawasan Karet, Jakarta Pusat, Kamis (5/4/2018).
Kemudian Lembong menyebutkan efek negatif itu tidak hanya berdampak bagi Indonesia tapi juga bagi bursa saham internasional.
Baca: Ada Perang Dagang Cina-Amerika, Pemerintah Diingatkan Hati-hati Buat Aturan
"Itu ujungnya dampak negatif sentimen investasi yang ujungnya bisa ke semua negara bukan hanya Indoensia," tutur Thomas Lembong.
Dampak negatif perang dagang dua negara tersebut dirasakan langsung oleh Indonesia dan China serta Amerika merupakan mitra dagang yang besar.
Mantan Menteri Perdaganan itu menyebutkan saat ini Cina adalah mitra dagang nomor satu Indonesia.
Baca: Tol Cibubur II Akan Diterapkan Aturan Ganjil-Genap
Karenanya pemerintah akan terus mengawasi perkembangan perang dagang Cina-Amerika guna mengantisipasi kondisi pasar nasional.
"Cina adalah mitra dagang nomor 1 indonesia tujuan ekspor kita nomor 1. Di lain sisi Amerika ada peran penting bagi ekonomi Indonesia seperti coca-cola sampai Freeport, jadi harus kita cermati betul perkembangan perang dagangnya," pungkas Thomas Lembong.