Laporan Reporter Kontan, Arsy Ani Sucianingsih
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) makin mendekati level psikologis Rp 14.000 per dollar AS.
Di perdagangan antarbank yang dicatat Bank Indonesia (BI) Senin tadi atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah melemah ke posisi Rp 13.894.
Di pasar spot, pelemahan rupiah lebih dalam. Perdagangan hari ini diakhiri di posisi USD/IDR 13.975. Ini merupakan kurs rupiah terlemah hampir dalam 2,5 tahun terakhir.
Menteri Koordinator bidang Ekonomi Darmin Nasution mengakui ada pelemahan mata uang Garuda tapi dia tak mengkhawatirkannya.
“Pada akhirnya, saya cenderung mengatakan, memang ada perkembangan seperti itu, tapi tidak usah terlalu khawatir,” ujarnya saat di temui di gedung Kemenko, Senin (23/4/2018).
Baca: Gubernur Bank Indonesia: Kondisi Keuangan Global Masih Kondusif
Menurutnya, perkembangan rupiah terus menerus berlangsung dan selalu ada hal positif dan negatifnya, bahkan sudah diduga oleh pasar.
Darmin menjelaskan, penyebab awal rupiah melemah adalah tren penguatan dollar AS. Keperkasaan dollar AS ini tak hanya di hadapan rupiah tapi mata uang dunia.
Darmin menepis anggapan bahwa pelemahan rupiah ini disebabkan karena faktor internal atau fundamental dalam negeri yang kurang kokoh.