Laporan Reporter Kontan, Ghina Ghaliya Quddus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Inflasi pada April 2018 diprediksi lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya meskipun ada tekanan di beberapa komoditas pangan.
Berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan Bank Indonesia (BI), hingga minggu ketiga bulan ini, inflasi selama April diperkirakan sebesar 0,12% secara bulanan (mtm) dan 3,44% secara tahunan (yoy).
Gubernur BI Agus Martowardojo menyebutkan, komoditas yang masih mengalami kenaikan harga dan mendorong inflasi adalah bawang merah, cabai merah, dan bawang putih.
Meski begitu, dia yakin, inflasi April masih akan sesuai target BI. BI menargetkan inflasi pada akhir tahun 3,5% plus minus 1%.
Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra memperkirakan, inflasi selama April bakal lebih tinggi dari proyeksi BI, yakni sekitar 0,23% secara bulanan dan 3,55% secara tahunan.
“Faktornya sama, kenaikan harga makanan dan sebagiannya lagi adalah pelemahan rupiah yang mempengaruhi barang konsumsi seperti emas contohnya,” jelas Aldian.
Baca: May Day 1 Mei, 150.000 Buruh dari Jabodetabek Akan Long March ke Istana
Dalam perhitungan itu, Aldian mengatakan, dirinya sudah memasukkan pengaruh bawaan dari kenaikan harga Pertalite yang sudah masuk di inflasi Maret 2018. Meski demikian, pengaruh bawaan itu tidak besar. “Ada, tetapi tidak besar karena sebagian sudah tercatat di bulan sebelumnya dan kenaikannya tidak besar,” ucap dia.
BPS mencatat, inflasi Maret 2018 sebesar 0,20% dan inflasi tahun ke tahun mencapai 3,4%. Kenaikan inflasi bahan bakar akibat penyesuaian harga bensin di Maret 2018 adalah sebesar 0,04 %.
Kenaikan harga BBM tersebut mengerek kelompok pengeluaran harga transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami inflasi hingga 0,28%, dengan andil terhadap inflasi umum sebesar 0,05%.
Namun, harga bahan makanan yang masuk ke dalam kelompok bumbu-bumbuan seperti cabai merah, bawang putih, bawang merah, dan cabai rawit adalah yang berpotensi memberikan inflasi pada April 2018.
“Bumbu-bumbu, seperti cabai rawit, bawang merah, bawang putih. Itu kan komoditas yang tidak tahan lama, dan cuaca juga kurang bagus sehingga bawang merah itu harganya bisa berfluktuasi tinggi sekali,” ujar Kepala BPS Suhariyanto.