TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Saka Energi Indonesia telah menyetujui fase pertama pengembangan lapangan Sidayu di Pangkah PSC, Jawa Timur, di mana diperkirakan dapat selesai dan meningkatkan produksi pada akhir 2019.
Lapangan Sidayu adalah pengembangan dengan kedalaman air dangkal (sekitar 15 meter) denganempat sumur produksi yang direncanakan, berlokasi sekitar tujuh kilometer dari lapangan utama Pangkah, di mana hasilnya akan terhubung dengan fasilitas produksi yang ada melalui pipa bawah laut.
Setelah program eksplorasi yang sukses di Sidayu pada awal tahun 2017, Plan of Development (POD) Sidayu akan membangun dulu anjungan produksi tambahan dan beberapa sumur pengembangan. POD sudah disetujui oleh SKK Migas pada akhir Oktober 2017.
Baca: Kunjungi Batam, Rombongan Komisi VII DPR Tinjau Jargas PGN
Setelah Sidayu, PGN Saka akan mengembangkan lapangan West Pangkah, di mana POD sudah didapatkan dan sedang dalam proses Final Investment Decision (FID).
PGN Saka berinvestasi untuk mengembangkan lapangan Sidayu dan West Pangkah sebesar Rp 2,4 triliun dengan harapan kedua lapangan tersebut dapat meningkatkan hasil produksi di Pangkah PSC mencapai 12.500 BOPD minyak dan 90 MMSCFD gas. Proyek ini akan memberikan kontribusi kepada pemerintah Republik Indonesia sekitar Rp 1,2 triliun.
Konsisten dengan komitmenya untuk mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi di Indonesia, PGN Saka akan terus melanjutkan program eksplorasi di Pangkah PSC dan South Sesulu PSC di tahun 2018.
Program ini akan mencakup pengeboran eksplorasi berikutnya dan pengujian dua prospek, struktur Tambakboyo di Pangkah PSC dan struktur West SIS-A di South Sesulu PSC.
"Proyek-proyek pengembangan baru ini akan memproduksi energi yang sangat dibutuhkan untuk ekonomi Indonesia yang berkembang," kata Direktur Utama Saka Energi Tumbur Parlindungan.
"Pengembangan ini mendukung kebutuhan negara untuk meningkatkan pasokan gas domestik."
Pangkah PSC dan South Sesulu PSC dioperasikan oleh PGN Saka dengan 100 % penyertaan kepemilikan.