Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan, setidak terdapat dua sektor yang mampu meyelamatkan investasi nasional dalam empat tahun terakhir.
Dua sektor yang disebut Thomas Lembong adalah sektor smelter dan e-commerce atau digital economi.
"Pertama adalah sektor smelter. Miliaran dolar dan sebentar lagi puluhan miliar dollar investasi masuk ke bidang smelter ini," ujar Thomas Lembong di Djakarta Theater XXI, Jakarta Pusat, Selasa (8/5/2018).
"Sebuah arah kebijakan yang dimulai di zamannya Pak SBY dengan larangan ekspor mineral mentah untuk membujuk dan bahkan sedikit memaksa invistor membangun pabrik smelter supaya diolah di dalam negeri, ada nilai tambah dalam negeri. Dan harus diakui, itu sebuah kebijakan yang cukup sukses," sambung Thomas.
Bahkan berkat arus masuk modal di bidang investasi mineral tambang tersebut, Indonesia kini mampu menduduki tiga besar produsen dan eksportir stainless steel di dunia.
"Sebagai contoh, berkat arus modal itu Indonesia sekarang sudah masuk ke top tiga di dunia sebagai produsen dan eksportir stainlees steel atau baja tahan karat. Banyak orang yang tidak tahu," ucap Thomas.
Sementara di sektor e-commerce, Thomas mengatakan Indonesia baru menikmati masuknya investasi di bidang ini.
Dia mengatakan, lima tahun lalu, nilai investasi yang masuk ke sektor e-commerce hampir mendekati nol.
"Jadi terus terang boleh dibilang lima tahun yang lalu fenomena ini sama sekali tidak ada, boleh dibilang nilai investasi ke e-commerce atau digital ekonomi hampir mendekati nol," kata Thomas.
Baru pada kurun waktu empat tahun belakangan, lanjutnya, sektor e-commerce dilirik investor.
"Ya sekarang angka investasi yang masuk di e-commerce perkiraan saya antara 3 sampai 4 miliar dolar AS per tahun," kata dia.
Thomas memprediksi sektor e-commerce akan terus menjadi tren baru di bidang investasi dan akan bertahan hingga tujuh tahun ke depan.
"Jadi dua sektor ini yang menyelamatkan invetasi nasional dalam empat tahun terakhir dan saya kira trend ini akan terus berlanjut minum 4-7 tahun ke depan."