TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan tiga langkah penting untuk menjaga stabilitas ekonomi pasca pelantikannya di Mahkamah Agung Kamis (24/5/2018) di Jakarta.
Ketiga langkah tersebut adalah, pertama, Bank Indonesia akan secara penuh menjalankan mandatnya dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Terdapat lima instrumen yang digunakan Bank Indonesia. Kebijakan moneter ditujukan untuk menjaga stabilitas (pro stability) antara lain melalui kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar," jelasnya.
Adapun empat instrumen pro growth meliputi relaksasi makroprudensial, mempercepat pendalaman pasar keuangan khususnya untuk pembiayaan infrastruktur, pengembangan sistem pembayaran untuk strategi nasional ekonomi dan keuangan digital, serta memperkuat akselerasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Kedua, meningkatkan koordinasi antara pemerintah dan Bank Indonesia untuk memperkuat stabilitas dan mendorong pertumbuhan. Dalam hal ini, koordinasi akan difokuskan untuk memperkuat dan mempercepat perbaikan di sektor riil, baik untuk mendorong pertumbuhan maupun juga untuk mengatasi defisit transaksi berjalan. Selain itu, peningkatan koordinasi juga akan dilakukan Bank Indonesia bersama dengan OJK untuk memperkuat stabilitas sistem keuangan.
Ketiga, dalam jangka pendek Bank Indonesia akan memprioritaskan langkah-langkah untuk stabilisasi nilai tukar rupiah yang mengalami tekanan dari eksternal pada beberapa waktu terakhir, khususnya sejak awal Februari.
Bank Indonesia memandang kondisi ekonomi domestik cukup baik, tercermin dari inflasi yang terjaga, defisit transaksi berjalan yang terkendali, dan sistem keuangan yang tetap stabil, serta perbaikan ekonomi yang terus berlanjut.