TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Pemerintah India melakukan investigasi terhadap Chief Executive Officer Tony Fernandes dan sejumlah pejabat atas dugaan menyuap untuk mempengaruhi kebijakan lokal.
Biro Pusat Investigasi India (Central Bureau of Investigation/CBI) pada Selasa kemarin mengatakan, sejumlah eksekutif AirAsia menyuap pejabat India melalui perantara untuk mempengaruhi keputusan pemerintah mengenai penerbangan.
Termasuk di antaranya mengeluarkan izin penerbangan untuk unit lokal dan menyetujui operasional penerbangan internasional.
Dugaan suap ini memunculkan ketidakpastian atas rencana ekspansi perusahaan.
Fernandes memasukkan India sebagai salah satu pilar utama atas rencana mimpi besarnya di Asia.
Tujuan utamanya adalah mengambil kue pangsa pasar yang saat ini masih didominasi oleh Air India. Lewat unit di India, dia berencana menambah penerbangan domestik.
Baca: Amien Rais Mengaku Dilobi Utusan Istana untuk Dipertemukan dengan Jokowi, Ini Reaksinya
Sementara, penerbangan internasional sudah dalam pipeline.
Direktur unit India Shuva Mandal membantah telah melakukan kesalahan apapun terkait kasus ini.
Baik email maupun telpon yang ditujukan kepada Fernandes tidak membuahkan respons. Sementara, juru bicara AirAsia mengatakan Fernandes belum bisa diwawancara.
Isu ini sukses membuat saham AirAsia Group Bhd anjlok ke level terendah dalam enam bulan terakhir pada transaksi Rabu (30/5/2018).
Mengutip data Bloomberg, saham AirAsia merosot 6,3% menjadi 3,10 ringgit, yang merupakan level terendah sejak 29 November lalu. Pada pukul 11.08 waktu Kuala Lumpur, saham AirAsia merosot 6%.
Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie