TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, Pemerintah sudah menyiapkan langkah untuk mengantisipasi ancaman perang dagang yang dilontarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada Indonesia.
Hal tersebut mengemuka dalam rapat koordinasi yang dihadiri para menteri ekonomi Kabinet Kerja di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Minggu (8/7/2018).
Dalam rapat tersebut, hadir Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong untuk menyampaikan bahan antisipasi terkait perang dagang dengan AS.
Namun demikian, Darmin mengaku, masih belum bisa membeberkan lebih rinci mengenai substansi hasil rapat koordinasi tersebut karena akan dibahas dalam Rapat Terbatas di Istana Bogor besok
“Kami sidang kabinet dulu besok. Belum bisa menjelaskan, tapi kami sudah membahas kepentingan beberapa kementerian yang langsung terkait,” kata Darmin saat ditemui di kantornya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo akan menyampaikan sikapnya terkait ancaman perang dagang Amerika Serikat terhadap Indonesia.
"Saya kira nanti Senen kita bicara secara khusus mengenai hal itu (perang dagang)," ujar Jokowi di Jakarta, Jumat (6/7/2018).
Diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam bakal mengenakan tarif ke-124 produk asal Indonesia menyusul defisit yang terjadi pada Amerika dalam hubungan dagang dengan Indonesia.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pemerintah AS sedang mengevalusi keberadaan generalized system of preference (GSP) yang diberikan ke produk-produk asal Indonesia.
Enggar pun menyampaikan, bahwa pemerintah Indonesia tidak segan untuk mengambil tindakan, jika Trump tetap dengan ancamannya.
"Kalau kita dapat tekanan, maka hal itu (perang dagang) bisa kita lakukan. Sama halnya dengan AS dan China. Imbasnya akan berdampak di seluruh dunia," papar Enggar.