TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana pemerintah untuk menerapkan sistem integrasi di ruas tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) atau Tol Lingkar Luar Jakarta masih belum terealisasi.
Corporate Secretary PT Jasa Marga, Agus Setyawan mengatakan pihaknya serta badan usaha jalan tol (BUJT) lainnya telah siap apabila sistem yang akan menghapuskan gerbang tol (GT) Meruya Utama, GT Meruya Utama 1, GT Semper Utama, GT Rorotan, dan GT Pondok Ranji itu diterapkan.
Jasa Marga pun telah merancang waktu pembersihan pintu tol hingga mempersiapkan program transaksi yang akan diterapkan saat integrasi.
"Kami siap sekali sosialisasi sudah persiapan operasional mana gerbang yang harus diangkat, kemudian personel sistem transaksi harus ada," ungkap Agus saat ditemui di Hotel Harris, Jakarta Selatan, Kamis (26/7/2018).
Agus menjelaskan, Jasa Marga siap mendukung program integrasi tersebut karena tidak akan mengurangi pendapatan dari BUJT.
Namun, saat ini program integrasi tersebut masih dibahas oleh pihak Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Kalau di sisi BUJT kami mendapat bahwa nomor satu integrasi tidak mengurangi dan menambah pendapatan BUJT," tutur Agus.
Dengan integrasi dan dihapuskanya sejumlah pintu tol, pengguna tol hanya melakukan pembayaran saat pengguna jalan masuk tol saja.
Tapi memang ada perubahan tarif, yang nantinya setelah integrasi adalah golongan 1 dikenai tarif Rp 15.000, golongan 2 dan 3 tarifnya Rp 22.500, serta golongan 4 dan 5 tarifnya Rp 30.000.