TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurs rupiah berpeluang menguat terhadap dolar AS meski dalam lingkup terbatas.
Penguatan rupiah didorong oleh bangkitnya selera risiko dan depresiasi dolar AS.
"Mata uang Indonesia berpotensi terus menguat di jangka pendek apabila dolar semakin melemah. Walau begitu, karena ketegangan dagang masih membebani sentimen dan dolar didukung oleh ekspektasi kenaikan suku bunga, apresiasi rupiah mungkin terbatas," ungkap Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM, dalam paparan risetnya kepada Tribunnews, Jumat (27/7/2018).
Lukman menjelaskan, para trader teknikal akan terus mengamati bagaimana USDIDR bereaksi di bawah 14500. Penurunan berkelanjutan di bawah level ini dapat memicu penurunan lebih lanjut menuju 14400.
"Sentimen global membaik karena AS-Uni Eropa setuju memangkas tarif," ungkapnya.
Sentimen pasar sangat membaik setelah Presiden AS Donald Trump bersepakat dengan Uni Eropa untuk menghindari perang dagang trans-atlantik.
Amerika Serikat dan Eropa mencapai kesepakatan untuk bergerak bersama menuju “bebas tarif, hambatan, dan subsidi untuk barang industri non-otomotif" guna menghentikan ketegangan dagang yang semakin meningkat.
Investor menerima hasil rapat ini dengan gembira, terlihat dari saham global yang menguat karena sentimen risiko membaik.
Baca: Pengamat: Bagi Generasi Milenial, Sosok AHY Lebih Menjual
"Berita positif ini dapat memperkuat pasar saham di jangka pendek, namun ketegangan dagang yang berkelanjutan antara AS dan China dapat menjadi penghambat momentum naik saat ini," sebut Lukman.
Dolar merosot ke level terendah dua pekan terhadap sejumlah mata uang utama setelah AS dan Uni Eropa menyepakati langkah mengurangi ketegangan dagang.
Baca: SBY, Playmaker Pembentukan Koalisi di Luar Jokowi
Penurunan ini ditambah dengan data penjualan rumah baru Amerika Serikat yang mengecewakan sehingga menjadi alasan bagi para penjual untuk menyerang.
Ada kecurigaan, depresiasi dolar disebabkan oleh aksi ambil untung menjelang laporan PDB AS di hari Jumat yang sangat ditunggu-tunggu.
Walaupun dolar AS dapat semakin melemah di jangka pendek, spekulasi pasar mengenai kenaikan suku bunga AS tahun ini dapat membatasi penurunan. Dari aspek teknikal, Indeks Dolar berpotensi menyentuh 94.00 di jangka pendek.