TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatat pertumbuhan kredit dan pembiayaan selama semester I 2018.
Relaksasi uang muka untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan penurunan biaya dana serta biaya operasional dari masuknya aliran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) disinyalir menjadi penyebab peningkatan kredit tersebut.
"Secara keseluruhan hingga bulan ketujuh tahun ini kredit dan pembiayaan Bank BTN tumbuh di level 19,55 persen year on year (yoy) dari Rp 178,58 triliun menjadi Rp 213,5 triliun," ucap Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (27/8/2018).
Lebih lanjut Iman menyampaikan bahwa BTN telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 188,33 triliun. Angka itu menanjak 17,27 persen dibanding semester I 2017 sebesar Rp 160,59 triliun.
Dengan demikian, bank dengan kode emiten BBTN ini mencatatkan aset total senilai Rp 264,51 triliun pada Juli 2018 atau naik 17,73 persen dari Rp 224,68 triliun pada periode sama 2017.
Pertumbuhan itu pun diimbangi dengan melonjaknya penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) yang dilakukan BBTN. Adapun secara umum, bisnis KPR BBTN mencatatkan laju pertumbuhan positif dan di atas rata-rata industri perbankan nasional yang hanya tumbuh 13,52 persen pada Juni 2018.
"Hingga Juli 2018, Bank BTN mencatatkan penyaluran KPR dan pembiayaan pemilikan rumah (PPR) senilai Rp 157,55 triliun atau naik 22,07 persen yoy dari Rp 129,07 triliun pada Juli 2017," tandas Iman.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kredit BBTN Terdorong Pelonggaran DP KPR "