Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon memperingatkan, tren pelemahan nilai tukar rupiah yang terpersok begitu dalam belakangan ini bisa mengarah pada krisis ekonomi yang mengancan Indonesia.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah di pasar spot Indonesia mencapai Rp 14.710 per dollar AS.
"Pemerintah harusnya punya strategi bagaimana menghadapi pelemahan rupiah. Karena ini bisa mengarah ke suatu krisis yang cukup gawat," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu, (2/9/2018).
Fadli mengatakan berdasarkan pengalaman, krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia dikarenakan depresiasi atau pelemahan nilai mata uang. Seperti yang terjadi saat krisis moneter 1998 lalu.
"Dari rupiah lalu krisis moneter, kemudian ke krisis sosial politik dan sebagainya. Jadi sebaiknya pemerintah mengambil langkah-langkah jitu untuk menahan laju depresiasi," katanya.
Baca: Sekolah Tinggi Transportasi Darat Kembali Luluskan 342 Taruna
Fadli yakin pemerintah mampu untuk menahan laju pelemahan rupiah sekarang ini. Ia juga yakin pemerintah punya formula lain selain intervensi Bank Indonesia untuk menguatkan nilai tukar rupiah.
"Saya kira sebenernya ada. Lihat saja negara-negara itu berani mengambil keputusan drastis. Tentu formulanya kita serahkan ke pemerintah," kata dia.