TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Rabu (5/9) Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali merah. Ketika bursa tutup lapak, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun -221,80 poin (-3,76%), lalu mendarat di angka 5.683,50.
LQ45, indeks saham dengan konstituen saham-saham berkapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, turut ambrol. Turun -41,12 poin (-4,41%), LQ45 hinggap di 890,54.
Waskita Karya Tbk (WSKT), Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), dan AKR Corporindo Tbk (AKRA), berada di posisi tiga pertama daftar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan; masing-masing 4,01 kali, 4,35 kali, dan 5,97 kali. Posisi selanjutnya diisi oleh INDY, WSBP, LPPF, PTBA, BBNI, BBTN, dan ELSA.
Muramnya bursa saham tampak dari pergerakan harga saham dalam daftar ini. Tak ada satupun saham yang naik harga.
Hanya satu saham yang tidak berubah harga penutupan, yaitu SRIL.
Sembilan saham yang lain, membukukan harga penutupan yang lebih rendah daripada harga penutupan sebelumnya.
Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham.
Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama tidak terjadi perubahan laba bersih per saham.
Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.