News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rupiah Melemah Akibatkna Harga Kedelai Naik, Ukuran Tempe Jadi Menciut 3 Sentimeter

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja mengemas kacang kedelai untuk dibuat tempe di Kawasan Sunter Jaya, Jakarta Utara, Selasa (31/7/2018). Pengrajin tempe mengaku belum mendapat sosialisasi dari Pemerintah terkait operasional pabrik rumahan mereka jelang penyelenggaraan Asian Games 2018. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga kedelai yang naik sekitar Rp 20 ribu rupiah sejak dua pekan lalu tidak membuat perajin tempe di Kampung Tempe, Sunter Jaya, Tanjung Priok, menaikkan harga hasil produksi.

Kendati demikian, pengrajin tempe di sana punya cara tersendiri untuk menekan biaya produksi.

Baca: Pedagang Tempe di Sidoarjo dan Surabaya Masih Jual dengan Harga Normal Meski Rupiah Melemah

Cara tersebut, menurut salah seorang perajin tempe Ahmad Rozikin (49), ialah mengurangi ukuran lebar satu selonjor tempe.

"Siasat khusus sih Enggak ada, biasa saja. Cuman bikinnya agak dikecilin," kata Ahmad saat ditemui wartawan TribunJakarta.com, Kamis (6/9/2018).

Satu selonjor tempe yang biasa Ahmad produksi berukuran panjang sekitar 2 meter dengan lebar sekira 13 cm.

Lantaran harga kedelai naik, Ahmad terpaksa memperkecil lebar satu selonjor tempenya, meski tak banyak. Dengan begitu, kedelai yang digunakan bisa berkurang sedikit.

"Lebarnya dikecilin. Panjangnya 2 meter lebih sedikit. Lebarnya dikecilin paling 2 cm sampe 3 cm lah. Sebelumnya kita bikin lebih dari 12 cm, setelah kedelai naik dikurangi, jadi hanya sekitar 10 cm," kata Ahmad.

Ahmad sendiri dalam memproduksi tempe menggunakan dua jenis kedelai. Untuk kedelai kualitas terbaik dengan merek Tiga Roda, harga yang dibanderol dari distributor mencapai Rp 800 ribu per kwintal.

Sementara itu, untuk kualitas menengah dengan merek Cap Badak, harga kedelai mencapai Rp 770 ribu per kwintalnya.

Ahmad menambahkan, dalam sehari, dia bisa menghabiskan 50 kilogram kedelai untuk membuat 16 selonjor tempe.

Satu selonjornya ia jual seharga Rp 35 ribu.

Baca: Kata Ketua DPRD DKI soal Sosok Polwan yang Dikabarkan bakal Menikah dengan Ahok

Dengan keuntungan kotor yang mencapai Rp 560 ribu sehari, Ahmad merasa tidak perlu pusing-pusing menaikkan harga.

Yang penting, menurut Ahmad, pembeli langganannya tidak merasa keberatan.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino

Berita ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Harga Kedelai Naik, Perajin di Kampung Tempe Siasati dengan Perkecil Ukuran

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini