TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laju kurs Rupiah pada perdagangan Kamis (13/9/2018) menguat ke posisi Rp 14.810 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan kemarin di posisi Rp 14.832 per dolar AS.
Dengan demikian, depresiasi mata uang garuda sejak awal tahun menjadi 9,07 persen.
Bloomberg mengestimasikan, hari ini laju Rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14.784 hingga Rp 14.810 per dolar AS.
Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada menilai, kembali adanya sejumlah berita dan penilaian positif terhadap ekonomi Indonesia melalui serangkaian upaya yang dilakukan Pemerintah, diharapkan masih bertahan untuk membuat laju Rupiah tetap pada kenaikannya.
“Pelemahan Rupiah yang berkurang juga diharapkan dapat kembali berlanjut,” kata Reza.
Seperti diketahui, dari dalam negeri, pemerintah sudah melakukan langkah mengurangi defisit transaksi berjalan dengan memprioritaskan proyek-proyek infrastruktur serta berupaya menarik lebih banyak penghasilan ekspor.
Tak hanya itu, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) menaikkan tingkat suku bunga penjaminan untuk simpanan dalam rupiah dan valuta asing di Bank Umum masing-masing naik 25 bps menjadi 6,5 persen dan 50 bps menjadi sebesar 2 persen.
Itu dilakukan untuk mengakomodasi pengetatan moneter dan kecenderungan risiko likuiditas yang lebih tinggi akibat meningkatnya penyaluran kredit.
“Laju dolar AS masih terlihat menguat dibandingkan sejumlah mata uang lainnya di tengah kekhawatiran masih berlangsungnya perang dagang AS-Tiongkok,” imbuhnya.
Reza memperkirakan, laju Rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.840 hingga Rp 14.827 per dolar AS.