TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kurs Rupiah ditutup menguat ke level Rp 14.816 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan akhir pekan, Jumat (21/9/2018).
Dengan posisi tersebut, pelemahan Rupiah sejak awal tahun ini menurut Bloomberg menjadi 9,31 persen.
Sebelumnya, pada awal perdagangan, mata uang garuda dibuka menguat pada posisi Rp 14.820 per dolar AS.
Hari ini, kurs Rupiah ditransaksikan pada kisaran Rp 14.800 hingga Rp 14.837 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, Rupiah menguat ke level Rp 14.824 per dolar AS dari posisi kemarin Rp 14.839 per dolar AS.
Baca: Tilang Elektronik, 4 CCTV Dipasang di Sudirman-Thamrin
Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada mengatakan, penguatan Rupiah lantaran memanfaatkan pelemahan dolar AS.
“Adanya penilaian positif dari Bank Dunia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di level 5,2 persen turut membantu penguatan laju Rupiah,” katanya.
Menurut Bank Dunia, permintaan domestik yang lebih kuat di Indonesia diperkirakan akan terus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.
Konsumsi swasta diprediksi masih akan terus berlanjut, karena stabilnya inflasi, pasar tenaga kerja yang kuat, dan juga penurunan suku bunga pinjaman.