News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Darmin dan Sri Mulyani Yakin Perekonomian Kuat Meski The Fed Naikkan Suku Bunga

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Keuangan, Sri Mulyani saat ditemui di acara IOE di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (24/9/2018).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNEWS.COM, JAKARTA -- Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed), Rabu (26/9/2018) kemarin baru saja menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen menjadi 2,25 persen.

Meskipun ada kenaikan suku bunga The Fed, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengutip dari Bloomberg melaju posisitif yang bergerak menguat ke posisi Rp 14.904 per dolar AS dari pembukaan perdagangan Kamis (27/9/2018) di posisi Rp 14.904 per dolar AS.

Bloomberg mengestimasi, laju Rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.904 hingga Rp 14.927 per dolar AS.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan kondisi tersebut karena pasar sudah memprediksi apa yang akan terjasi di Amerika.

Selain itu, dengan prediksi ya tersebut pasar dan bank Indonesia telah menyiapkan langkah-langkah antisipatif.

"Karena memang sudah diprediksi orang apa yang akan terjadi, di AS itu. Sama kemudian respons yang disiapkan oleh BI dan pemerintah," kata Menko Darmin saat ditemui di acara Rakornas Kementerian Pariwisata  di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Kamis (27/9/2018).

Baca: Siswa SMK Purworejo Ciptakan Helm yang Bikin Begal Gagal Rampas Motor

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan untuk menjaga kondisi perekonomian pemerintah selalu mengkomunikasikan kepada pasar mengenai kondisi ekonomi Indonesia yang sehat dan siap menghadapi perubahan dari The Fed.

Bahkan kata Sri Mulyani, kondisi ekonomi sangat lentur dan memiliki daya tahan sehingga bila nanti The Fed melakukan kebijakan baru tidak berdampak ke semua kegiatan perekonomian.

"Tapi perekonomian Indonesia cukup fleksibel, lentur dan cukup memiliki daya tahan resilience untuk mengabsorp perubahan itu tanpa harus menyebabkan seluruh kegiatan ekonomi kemudian mengalami perubahan yang sangat drastis," papar Sri Mulyani.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini