TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Perusahaan teknologi penyedia aplikasi on demand Grab dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk menjual saham unit bisnisnya di Thailand kepada peritel terbesar di negara itu, yakni Central Group.
Penjualan saham disebut dalam besaran yang layak. Dikutip dari Reuters, Jumat (28/9/2018), pembicaraan ini berlangsung lantaran Grab menghadapi persaingan yang semakin ketat dari Go-Jek Indonesia.
Sebab, Go-Jek memiliki rencana untuk berinvestasi sebesar 500 juta dollar AS ke Thailand dan negara-negara lain di kawasan tersebut.
Jika kesepakatan dengan Central Group berlanjut, maka cakupan bisnis Grab akan semakin luas, menjadi tak hanya pengiriman makanan tetapi juga merambah pembayaran digital serta e-commerce.
Grab memiliki ketertarikan untuk melakukan bisnis dengan JD Central, sebuah perusahaan modal ventura e-commerce bernilai 500 juta dollar AS yang diluncurkan oleh Central bersama dengan JD.com.
Baca: Fans Minta Mohamed Salah Berikan Puskas Award ke Eden Hazard usai Liverpool Kalah dari Chelsea
Ukuran dari kesepakatan tersebut belum ditentukan, meski pembicaraan terkait hal ini telah dilakukan dalam beberapa waktu belakangan.
Adapun Grab tidak bersedia mengonfirmasi hal ini. Central pun enggan berkomentar.
"Bekerja dengan Central Group dapat membuat Grab mendapatkan persetujuan lebih cepat dalam mengembangkan layanan dan bisnis pembayaran digitalnya. Transaksi ini mewakili potensi sinergi untuk kedua belah pihak, misalnya dalam menurunkan biaya transportasi untuk bisnis makanan dan e-commerce di Central," ujar Direktur Asia Group Advisors Nattabhorn Juengsanguanasit.
Sebagai informasi, Central Group merupakan perusahaan yang mengelola pusat perbelanjaan dan hotel di Thailand. Perusahaan ini dimiliki oleh keluarga miliarder Chirathivat.