TRIBUNNEWS.COM, BALI - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) / IPC berkomitmen untuk memposisikan diri sebagai korporasi yang kompetitif di tengah ketatnya persaingan pelayanan pelabuhan.
Agar makin kompetitif, IPC terus melakukan efisiensi perusahaan di berbagai aspek, tanpa mengurangi kualitas layanan dan operasional.
Ini dikatakan Direktur Utama IPC, Elvyn G. Masassya dalam ajang Forum Infrastruktur BKPM-HSBC Indonesia, di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia, di Nusa Dua, Bali, hariini (Rabu, 11/10).
BKPM dan HSBC Indonesia menggelar Forum Infrastruktur yang diikutisekitar 500 investor dari seluruh dunia.
Forum menjadi sarana untuk menggeser pembiayaan infrastruktur dari pemerintah kesektor swasta dan pasar modal.
Baca: Pelabuhan Donggala Telah Beroperasi Kembali, Dioptimalkan untuk Bantuan Logistik
Elvyn menegaskan IPC siap mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Pelabuhan adalah salah satu mata rantai penting dalam perekonomian nasional," katanya.
Baca: Kisah Merry Jadi Asisten Raffi Ahmad: Terima Endorse, Gaji Puluhan Juta dan Beli Mobil
Untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai poros maritim dunia, IPC telah meningkatkan konektivitas antarpulau, meningkatkan kapasitas layanan dan operasional di pelabuhan dengan menerapkan digitalisasi di semua aspek.
Elvyn juga menyampaikan pandangannya tentang perekonomian Indonesia di tahun 2018.
Dia menyoroti perihal dampak kondisi ekonomi terhadap bisnis kepelabuhanan dengan penekanan pada skema pembiayaan infrastruktur untuk pengembangan proyek pelabuhan yang dibagimenjadi 3 phase.
Ketiga phase tersebut adalah ‘Green Field Project’ (pembiayaan basic and port infrastructure), ‘Brown Field Project’ (pembiayaan suprastructure and terminal expansion) serta ‘Commercialization’ (pembiayaan pelabuhan yang sudah beroperasi).