Laporan Reporter Kontan, Lidya Yuniartha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) di kuartal III 2018 mencapai US$ 8,8 miliar atau sebesar 3,37% dari produk domestik bruto (PDB).
CAD kuartal III ini melebar dibandingkan CAD kuartal II 2018 yang sebesar US$ 8 miliar atau 3,02% dari PDB.
Melihat CAD yang melebar, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yakin CAD di kuartal mendatang bisa lebih rendah dibandingkan CAD kuartal III ini.
Namun Darmin Nasution belum bisa bisa memprediksi berapa besar penurunannya. "Di kuartal IV mestinya [CAD] turun tapi saya tidak bisa menduga berapa besar. Ini karena kebijakannya mulai efektif," ujar Darmin, Jumat malam (9/11/2018).
Baca: Jubir Prabowo: Impor 100 Ribu Ton Jagung Saat Surplus, di Mana Keberpihakan Pemerintah Pada Petani?
Darmin Nasution mengatakan, kebijakan-kebijakan yang mulai dijalankan September lalu, seperti perluasan B20, akan menunjukkan dampak di kuartal IV tahun ini.
Baca: Menikah, Berat Badan Laudya Cynthia Bella Sempat Naik, Lalu Buru-buru Diturunkan
Dia mengakui, kebijakan B20 belum menunjukkan efek yang signifikan di kuartal III karena implementasinya yang belum maksimal.
Lebih lanjut dia mengatakan, selain CAD, seharusnya transaksi modal dan finansial (TMF) pun harus menjadi perhatian. Menurutnya, CAD masih belum menjadi masalah bila TMF masih mencatat surplus.
Baca: Survei LSI: Partai Hanura dan PSI Bersama Empat Partai Lain Diprediksi Tak Lolos Ambang Batas
Sementara, dalam laporan BI, di kuartal III 2018 surplus TMF mencapai US$ 4,2 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 4,5 miliar.
Untuk sepanjang 2018, Darmin pun memprediksi CAD akan berkisar atau lebih rendah dari 3 persen.