TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Penerapan Sistem Ekonomi Pancasila dalam kebijakan dan kehidupan perekonomian nasional dianggap sangat ideal untuk menekan praktik-praktik ekonomi yang cenderung mengarah kepada kegiatan ekonomi yang memakmurkan segelintir individu.
Pernyataan tersebut disampaian Arif Budimanta yang juga Wakil Ketua Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) pada acara “Seminar Internasional Pancasila Dalam Taman Sari Peradaban Dunia” di Surabaya, Senin (3/12/2018).
Dia mengatakan, Ekonomi Pancasila merupakan sistem pengaturan hubungan antarnegara dan warga negara yang ditujukan untuk memajukan kemanusiaan dan peradaban.
Sistem Ekonomi Pancasila juga memperkuat persatuan nasional melalui proses bersama atau gotong royong dengan melakukan distribusi akses ekonomi yang adil bagi seluruh warga negara. Hal itu diwujudkan melalui Ekonomi Pancasila yang dilandasi oleh nilai-nilai etik pertanggungjawaban kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Oleh karena itu, sistem ekonomi yang berdasar pada Pancasila sangat penting karena ada proses kebersamaan untuk memakmurkan kesejahteraan seluruh rakyat, bukan hanya fokus pada orang seorang," katanya.
Dengan demikian, dia menegaskan bahwa Sistem Ekonomi Pancasila sangat ideal diterapkan. Sistem yang dibangun dari nilai-nilai dasar yang telah ditetapkan oleh para pendiri bangsa itu, tegasnya, merupakan antitesis dari sistem liberalisme yang mengedepankan kesejahteraan individu atau orang per orang.
Arif menjelaskan, Sistem Ekonomi Pancasila lahir untuk mewujudkan pemerataan pembangunan yang optimal. Adanya kesenjangan antarindividu dan antarwilayah serta inkonsistensi kebijakan yang tidak mengacu pada norma dan prinsip Pancasila, harus direvisi demi kesejahteraan rakyat.
Arif menyampaikan, Sistem Ekonomi Pancasila merupakan instrumen yang mampu mewujudkan keadilan sosial, sehingga terciptanya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. "Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas bisa diciptakan dengan prinsip kekeluargaan, gotong royong, adil, berorientasi pada kemakmuran rakyat dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan," tegas Arif.
Oleh karena itu, sambungnya, terdapat delapan nilai Pancasila yang harus dijunjung tinggi dalam praktik Sistem Ekonomi Pancasila yakni ketuhanan, keterbukaan dan dinamis, gotong royong dan kekeluargaan, persatuan, kemandirian, keadilan, kerakyatan dan perwakilan, dan perikemanusiaan.
“Sistem Ekonomi Pancasila menjadi penting untuk diterapkan karena memiliki nilai luhur keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan itu menjadi penting dalam peradaban di dalam negeri bahkan hingga dunia,” ucapnya.