Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Bank Indonesia (BI) terus mendorong sektor-sektor unggulan yang menjadi prioritas dalam pengembangan ekonomi syariah.
Dengan dukungan itu diharapkan dapat memacu industri halal lebih berkembang memberikan kontribusinya terhadap perekonomian nasional.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan, dalam mengembangkan ekonomi syariah, tidak hanya didorong dari sisi pengembangan keuangan syariahnya saja, melainkan harus menggerakkan sektor riilnya.
"Itu harus berjalan bersama, artinya kita akan sulit kalau hanya mengembangkan keuangan syariah saja, instrumen keuangan syariah diperbanyak, tetapi kita tidak memberdayakan ekonominya," kata Dody, saat ditemui di sela acara Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) di Grand City Surabaya, Kamis (12/12/2018).
Bank Indonesia juga akan membentuk ekosistem rantai nilai halal untuk makin gencar mendorong pengembangan sektor potensial industri halal Indonesia seperti fesyen, makanan halal, pariwisata halal agar menjadi pemain global.
Baca: Dinamika Rupiah Dipengaruhi Sentimen Global
"BI akan membentuk ekosistem halal value chain, di situ nanti ada sektor yang kita pandang prioritas untuk kita kembangkan salah satunya makanan halal, fesyen Islami, pharmeutical dan lainnya," kata Dody.
Saat ini, Indonesia tercatat berada di peringkat keempat sebagai negara eksportir produk halal ke negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI), berdasarkan data IMF Direction of Trade Statistics (DOTS).
Di mana pangsa pasar Indonesia ke negara-negara muslim tersebut mencapai 10,7 pesen.
Memang, secara peringkat, ini masih di bawah Malaysia yang berada di peringkat pertama, disusul Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
Sementara itu Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, capaian ekspor Indonesia ke negara-negara OKI telah menunjukkan peringkat baik.
Saat ini, peringkat modest fashion Indonesia, berada di peringkat kedua, lalu keuangan syariah yang ada di peringkat sepuluh.
Dari sisi pariwisata halal, Indonesia menempati posisi keempat.
Kata Amalia, Indonesia memiliki peluang yang besar untuk meningkatkan ekspor produk halalnya.
Ini perlu didorong dengan mengembangkan dan menyusun peta dari rantai nilai halal.
Makin meningkatnya tingkat kesadaran masyarakat muslim untuk menggunakan produk halal menjadi peluang untuk pengembangan industri halal.
"Pada saat kita bangun halal value chain itu akan mendorong peluang ekonomi di setiap rantai suplai, termasuk nanti pengembangan islamic finance-nya," kata dia.