TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI) mendorong industry startup era 4.0 semakin mengglobal.
Dikatakan potensi nilai industri digital tanah air mencapai USD150 miliar. Hal tersebut ditopang startup dan bonus demografi Indonesia pada Tahun 2030. Hal ini diyakini mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi 1-2 persen per tahun.
“Yang patut disyukuri, industri digital mampu menyerap 17 juta tenaga kerja,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam acara Semarak Festival IKM di Jakarta Kamis (13/12/2018).
Dikatakan, agar industri digital mampu mencapai target tersebut, pemerintah menciptakan environment / lingkungan yang mendukung hal tersebut. Di antaranya pengembangan kemasan produk yang berdaya saing, sumber daya manusia yang unggul, pemasaran yang baik dan produk barang dan jasa nya sendiri yang unggul serta produk yang berstandar.
Baca: Kemenperin: Pelaku Usaha Dituntut untuk Berwawasan Industri Hijau
“Industri kreatif di dalam negeri mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian. Karena itu, kami terus melakukan peningkatan daya saingnya agar semakin kompetitif di kancah domestik hingga global, bahkan siap memasuki era ekonomi digital,” ujar Menperin.
Ia menambahkan salah satu cara lain untuk mendongkrak pertumbuhan industri adalah melalui program one village one product (OVOP). Airlangga berharap nantinya tiap daerah memiliki keunggulan kompetitif masing-masing dengan memiliki produk barang yang khas.
Ia melanjutkan sektor usaha rintisan (startup) di era ekonomi digital dan para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) perlu memanfaatkan teknologi manufaktur terkini dan peluang e-commerce.
Airlangga menyebutkan data tentang Industri kreatif di Indonesia yang mencatatkan kontribusi yang terus meningkat terhadap produk domestik bruto (PDB) dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2015, sektor ini menyumbang sebesar Rp 852 triliun, sedangkan pada 2016 mencapai Rp 923 triliun,dan bertambah menjadi Rp 990 triliun di 2017. Tahun 2018 diproyeksi tembus hingga Rp 1.000 triliun.
Dalam rangka itu pula Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih menambahkan bahwa tahun ini Kemenperin membuka pendaftaran bagi para startup lokal yang ingin mengikuti kompetisi
“Making Indonesia 4.0 Startup”. Dari kompetisi ini akan diambil lima peserta terbaik dri 15 finalis yang mendapatkan hadiah sebesar masing-masing Rp 50 juta pada Acara Festival Startup 4.0. Kelima startup terbaik tersebut adalah Neurabot, Bantuternak, MSMB, Khaira Energy dan Pigmi.
Acara Festival IKM atau Festival Startup 4.0 yang diselenggarakan di JS Luwansa Hotel dibuka Menperin Airlangga Hartarto. Dalam festival tersebut digelar juga pameran, talkshow, pemberian penghargaan, hingga MoU dengan sejumlah pihak. Selain itu akan diberikan penghargaan OVOP bintang 5 kepada 4 IKM. Mereka adalah PT. Tama Cokelat Indonesia, Batik Winotosastro, Tenun Antik Hj. Fatimah Sayuti dan UD. Mawar Art S. Sementara untuk OVOP bintang 4 diberikan kepada 26 IKM.
Sasaran dari program kompetisi tersebut adalah startup binaan perguruan tinggi, incubator bisnis, pemerintah daerah, bahkan BUMN dan swasta.
“Kami senang dengan respons masyarakat terhadap teknologi baru cukup bagus,” kata Gati Wibawaningsih.
Dalam acara tersebut juga diisi talkshow bertema besar Making Indonesia 4.0 dengan sub tema Manufaktur serta Agro Industry, Kesehatan, dan Pendidikan.
Sedangkan penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktorat Jenderal IKM dengan ATT Group (Authorized Alibaba Global Partner). MoU Indonesian National Shipowners Association (INSA) dengan Pondok Pesantren Ashidiqqiyah.
Pelaksanaan kegiatan Making Indonesia 4.0 Startup didukung oleh beberapa asosiasi usaha, komunitas dan lembaga yang begerak di bidang teknologi digital, di antaranya Amazon Web Services Indonesia, Asosiasi Cloud Computing, Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia, Asosiasi Tech Startup Indonesia, Angel Investor Network Indonesia, dan Block 71 Jakarta.
Selanjutnya, Komunitas Robotika Indonesia, Estubizi Network, Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia, serta Rice INTI Bandung. “Para pendukung program ini akan berkolaborasi bersama-sama untuk mensosialisasikan program, melakukan pembinaan lanjutan kepadapara startup, serta memberikan akses kepada investor,” terang Gati.