News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Inalum Pastikan Tak Ada Aset yang Digadaikan demi Caplok Saham Freeport

Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penandatanganan perjanjian SPA divestasi 51 persen saham Freeport ke Indonesia, Kamis (28/9/2018).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberhasilan pemerintah memiliki mayoritas saham PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui PT Inalum (Persero) memunculkan beragam opini publik.

Santer terdengar, PT Inalum menggadaikan aset untuk mendapatkan kucuran dana.

Namun Kepala Komunikasi Korporat dan Hubungan Antar Lembaga Inalum, Rendi A. Witular membantah isu tersebut. Ia mengatakan tidak ada aset atau saham Inalum dan anak usaha, termasuk PTFI yang digadaikan untuk meningkatkan kepemilikan saham PT Freeport Indonesia.

“Jangan termakan hoax. Tidak ada aset atau saham yang kami gadaikan dalam penerbitan tersebut. Mengapa bisa tanpa jaminan? Karena investor global percaya akan kinerja Inalum dan prospek bisnis PTFI,” ungkap Rendi A Witular sesuai informasi yang diterima, Minggu (23/12/2018).

Perlu diketahui PT Inalum menerbitkan obligasi global senilai 4 miliar dollar AS dengan rincian 3,85 dollar AS atau Rp 55 triliun digunakan untuk pembayaran saham PTFI dan sisa 150 juta dollar AS untuk refinancing.

Obligasi global Inalum terdiri dari empat seri dengan dengan masa tersingkat 3 tahun dan paling lama 30 tahun denggan tingkat kupon rata-rata sebesar 5,991 persen.

Baca: Buka Suara Terkait Saham PT Freeport Indonesia, Mahfud MD: Kontrak Karya Biangnya

Adapun yang menjadi koordinator underwriter dalam penerbitan obligasi adalah BNP Paribas (Perancis), Citigroup (Amerika Serikat), MUFG (Jepang), serta dua dari Malaysia yakni CIMB dan Maybank.

Sementara itu sebagai mitra underwriter tercatat terdapat SMBC Nikko dari Jepang dan Standard Chartered Bank dari Inggris.

Lebih stabil dari sindikasi perbankan asing

Penerbitan obligasi ini dinilai lebih kompetitif dibandingkan harus meminjam dari sindikasi perbankan asing. Risiko suku bunga yang dapat melonjak di saat ketidakpastian ekonomi global, dan juga untuk jangka panjang biasanya bank meminta jaminan menjadi penyebabnya.

“Kami tidak mengambil pembiayaan dari dalam negeri karena tidak ingin ada uang yang keluar dari Indonesia sehingga mengakibatkan terjadinya fluktuasi nilai tukar rupiah. Ini kan uangnya dari Jepang, Singapore, Amerika dan Eropa yang ditransfer ke negara lain,” terang Rendi.

Rendi juga menjelaskan jika Inalum mempunyai kemampuan yang kuat untuk membayar. “Kami keluar Rp 55 triliun untuk membeli tambang PTFI dengan kekayaan senilai 2.400 triliun hingga 2041. Setelah 2022, laba bersih PTFI diproyeksikan sebesar Rp 29 triliun per tahun berdasarkan asumsi yang sangat konservatif,” ujar Rendi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Inalum: Tak Ada Aset yang Digadaikan untuk Beli Freeport" 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini